Jalan-Jalan Virtual ke Singapura Bersama Kumparan

 24 Oktober 2020 18.02

Singapore I'm in Love

Salah satu tempat wisata yang aku pengen kunjungin lagi dan lagi tanpa bosan ya Singapura. Suerr,kalau abis dari sana nih,terus ada yang ngajak lagi ke Singapura,gak nolak dong. Biarin deh dikata norak,haha,tapi aku tuh jatuh cinta sama negara yang satu ini dan gak bosan untuk bolak balik ke Singapura.

Apa yang bikin aku jatuh cinta adalah kebersihan dan keunikan budaya multikulturalnya yang bikin aku pengen banget buat eksplorasi Singapura di setiap sudutnya,sumpah pengen banget  nyasar loh disana,haha. Pengen backpackeran sama suamiku juga nih kalau beliau mau ambil cuti, sebulan gitu di Singapura, nanti deh setelah Pagebluk ini berakhir. Aku sudah dua kali ke Singapura waktu belum menikah.

Bersama Ms. Tari duduk disamping driver, Aku, Ms. Mirna dan Ms. Desi

Pertama aku ke Singapura waktu ditugaskan workshop dari sekolah tempat kerjaku. Bersama rekan kerjaku aku mengunjungi sekolah untuk bertemu guru dari seluruh Asia, mendapatkan ilmu baru dengan cara bertukar cara mereka mengajar. Aku masih teringat loh, saat dalam satu meja kita diminta menuliskan bahasa apa saja yang kita bisa dan menuliskan tempat yang sudah dikunjungi berdasarkan timeline kehidupan kita. Wah kertas ku banyak kosongnya. Seru, jadi paham cara pikir tiap negara dan cara mereka mengajar menggunakan International Baccalaurate Organization System. Intinya mereka berusaha membuat anak-anak murid menjadi kreatif cara berpikirnya dan bisa menemukan inovasi, keren. 

Ka-ki ( Ms. Iin, Olga,Aku, Kak Kia)

Kedua kalinya emang lagi holiday trip sama keemapt rekan kerjaku.  Kak Kia,Olga, dan Iin. Kak Kia gru SMP, kenapa ku panggil kakak, karena lebih tua dan satu kamar denganku di mess jadi lebih akrab dibandingkan yang lainnya. Olga dan Iin sama-sama guru BK, Olga mengurus anak usia Pre-K sampai SD, Iin mengurus anak usia SMP-SMA. Karena perjalanannya irit, kita gak sewa penginapan, tetapi menginap di rumah eh lebih tepatnya apartemen saudaranya Kak Kia,namanya Kak Ida satu kamar berempat deh. 

Persahabatan bagai kepompong, senang sekali dapet ilmu plus jalan-jalan.

Pertama kali ke Singapura untuk Workshop waktunya singkat banget, jadi cuma mampir ke Mustafa karena pusat perbelanjaan yang buka 24 jam disana, plus apartemen pemilik sekolah tempatku mengajar ada dekat sana. Cerita waktu pertama kali ke Singapura dulu ya. Setiap setahun dua kali owner sekolahku Al-Jabr International School mengirimkan guru-gurunya untuk workshop. Sebenarnya aku tergolong baru masuk nih, tadinya Ms. Anik yang ditunjuk, tapi dia menolak karena ingin mengikuti beasiswa Mobunkagakusho (6 bulan mengajar di Jepang), akhirnya aku gak bisa menolak, pergilah aku ke Singapura bersama Ms. Desi, Ms. Tari dan Ms.Mirna.

Itu cowok baju pink, kenapa ngikutin kita terus deh, yang sebelahnya owner sekolah, asyik kan gayanya.

Bu Ucu pemilik sekolah sudah tradisi kalau setelah atau sebelum workshop itu pasti ajak kita ke opera dan ajak kita buat makan cumi hitam, dan mengunjungi museum tempat beliau bekerja sebagai guide. Ada kejadian lucu nih waktu di museum luvre gitu kalo gak salah namanya, ada cowok China ngintilin kita berempat. Dia nanya terus tuh, dengan bahasa Inggris yang pas-pasan, aku jawab aja seadanya, eh malah ngajakin aku ke museum lain deket situ, walah gak tahu apa kite lagi jalan sama bu bos, haha.

Malamnya selesai workshop kita diajak ke salah satu mall untuk nonton film independen, duh lupa deh judulnya, pokoknya ada nama kafe di Jakarta nih judul film indinya, dan ada satu adegan yang perempuannya bisikin sesuatu ke laki-lakinya. beliau tanya itu waktu lagimakan cumi hitam, haha, gak bisa apa nikmatin makanannya aja, Ms. Tari senggol aku untuk menjawab saja, dengan apapun yang ada dipikiranku. Haha, kita bukan takut sama Bu Ucu cuma sedikit pakeweuh gitu. Kan aku duduk di sebelah Ms. tari ya, dia tidur selama pertunjukan, tapi bisa banget ngeles jawab, luar biasa, haha.

Di apartemen itu ada temen anak Bu Ucu yang jagain apartemen. Aku lupa dijalan apa tapi apartemennya tinggi sekali ada 20 atau 30 lantai gitu, kebayangkan pas turun terasanya beuh seperti mau copot jantungku, kalau pas gak ada yang berhentikan lift di lantai terdekat. Kata teman-temanku yang sudah sering ikut workshop ini, duh lupa namanya siapa  nih temen anaknya Bu Ucu, gualak dan jutek, tapi pas sama aku gak tuh, baik-baik aja, malah pinjemin aku earphone, makanya pada ngeledekin, haha. 

Pertama kali ke Singapura lagi musim hujan, apartemen Bu Ucu bagus,  jendelanya besar sehingga bisa melihat pemandangan di luar dengan jelas, pemandangan lalu lintas, yang bikin rindu mau kesana lagi,hehe. Di apartemen ini kita boleh pake makanan yang tersedia dan fasilitas yang ada. Oh iya, agak geli deh, toiletnya tuh pada buang tisue di kloset yah bule, geli ih. Mesin cucinya juga unik, keluar udah kering gitu, tapi mesinnya kenceng banget sampai jaketku lepas jahitannya.  

Seru sih pertama kali nih, tapi ngerasanya belum puas, karena perginya cuma ke kotanya aja tempat workshop dan lokasi yang dimau sama Bu Ucu.Yang kedua kalinya lumayan puas tapi belum puas juga nih. Padahal katanya Singapura itu luasnya se-Depok yak, tapi tetap aja belum semuanya di eksplorasi.

Perjalanan kedua tercetus waktu sedang ngobrol di perpustakaan. Aku dan Ms. Kia, Ms. Olga. Di sana kami diantar jalan-jalan oleh suami Kak Ida. Kita diantar ke patung singa, ke beberapa museum, dikasih tahu terminal untuk naik bisnya. Ke kampung India, dan cerita kalau setiap hari pasti ada aja berita orang yang bunuh diri dari apartemen. Warga Singapura jarang yang memiliki rumah, harga rumah di sini lumayan tinggi, jadi banyak orang menggunakan apartemen. Kata sepupu Kak Kia, hampir setiap hari ada saja yang bunuh diri. Karena gak ada halaman di bagian apartemen untuk menjemur baju, makanya mereka mengeluarkan beberapa galah untuk menjemur, hampir seperti itu pemandangannya di apartemen-apartemen sekitar aku menginap, dan pernah ada kejadian orang bunuh diri, nyangkut di bambu sepupu kak Kia, dan jatuh yang tertinggal hanya bra nya Biasanya bambu atau besi yang dipakai untuk menjemur, kepalanya pecah, duh ngeri deh. Ada daerah khusus untuk muslim, ada juga yang kawasan elit atau beragam, aku suka budaya multikulturalnya. Hampir mirip dengan di Indonesia, kalau di Indonesia beda daerah, masih satu negara tapi kalau di Singapura budaya beberapa negara jadi satu. 

Kami memutuskan untuk ke Universal Studio menggunakan MRT. Oh iya supaya kalian kebayang nih. Kak Kia ini suka sekali potret-potret dia meluangkan waktu buat beneran ganti kostum di setiap lokasi sampai bawa koper kecil, hehe, kadang hal ini bikin yang lain sedikit bete, kalau aku sih asyik-asyik aja, cuma emang kadang aku tuh gak suka di atur dan suka ngilang sendiri. Seru nih kejadiannya di Universal Studio.

Karena aku suka asyik foto-foto sendiri, kepisah lah aku dari keempat orang temenku. Janjian di bola dunia yang ada tulisan Universal Studionya di situ, kalau misalnya kepisah, ternyata hpku mati dong, baterenya abis, haha, udah kebiasaan dari dulu yak. Pikirku, ah palingan nanti kita bisa ketemu di rumah sepupunya kak Kia, jadi aku santai aja nih, cuma mikir gimana ya, nanti pulangnya? Suer aku beneran gak ngerti sama jalur MRT yang ngejelimet parah. Akhirnya aku tanya-tanya sama pengunjung dengan bahasa campuran, disangkanya aku adalah orang Malaysia diajaknya aku ngobrol bahasa Melayu. Alhamdulillah paham, dan aku naik bis sesuai penjelasan Cici yang aku temui.

Puas sih di Universal Studio, walaupun belum semua di naikin dan dicobain. Aku menuju rumah kakak sepupu Kak Kia, sampai sana Lala, Olga dan Iin sudah menunggu mereka pikir aku bareng sama Kak Kia, panik yang kasih fasilitas tempat nginap malah hilang. Pas Kak Kia sampai dia marah-marah katanya dia seperti itu karena mencoba menghubungi ku berkali-kali tapi gak bisa, ya allah maafkan yah Kak Kia. Pelajarannya adalah jangan keluar dari rombongan, kecuali batere ponsel penuh.

Pernikahan yang terjadi disana juga sederhana, penghuni apartemen di lantai satu tepat di bawah kamar saudara kak Kia melangsungkan pernikahan gitu tapi hanya segelintir orang saja yang datang, beda dengan di Indonesia. Selama seminggu di sini aku turun berat badannya 4kg, wahahaha, gak makan nasi macam di Indonesia dan selalu jalan kaki kemanapun, pulang-pulang langsing deh.

Ketiga kalinya aku ikutan traveling online ke Singapura bersama Teman Kumparan, asyik banget nih, kalau di kunjungan pertama fokus ke workshop, dikunjungan kedua fokus ke tempat wisata, dikunjungan ketiga secara virtual fokus sama beberapa sejarah dan kawasan di Singapura. Singapura yang bersih sampai ke dinding-dindingnya sejak pemerintahan alias presiden yang baru, jadi lebih artistik, setiap dindingnya banyak mural dan bisa digunakan oleh wisatawan domestik ataupun dari luar negeri, untuk berfoto dan mengenang sejarah dibentuknya kota tersebut.

Kita mulai berpetualang secara virtual di Singapura bersama Kak Dylla Agnesia, Ayob Begai Melawat seorang licensed Singapore Tour Guide dan  Reggy Alexander seorang Travel and Lifestyle Influencer.  Bersama Kumparan kita menjelajahi Tiong Bahru yang terkenal sebagai kawasan residensial tertua di Singapura sejak tahun 1920-an, kemudian perjalanan dilanjutkan untuk  menikmati budaya masyarakat di China Town dan Little India. Reggy akan memberi tahu bagaimana cara membuat konten yang keren, sehingga orang akan tertarik untuk mengunjungi tempat yang dia datangi di Singapura.

Masih sama nih keadaan di Singapura dan Indonesia, sudah masuk New Normal, jadi harus menggunakan protokol kesehatan, setiap orang harus menggunakan masker, menggunakan hand sanitizer dan menghindari kerumunan. Sudah tidak adalagi PSBB, fasilitas umum sudah mulai dibuka, tapi masih tetap harus mengikuti protokol kesehatan.

Sekarang menggunakan masker itu sudah seperti lifestyle, seperti gak pakai baju, bahkan jika tidak mengunakan masker maka akan di denda. Menurut Ayob, tingkat kenaikan penderita Covid-19 sempat menurun bahkan nol, tapi biasanya ada banyak penularan dari pendatang. 

Pariwisata di Singapura sudah mulai di buka, sehingga warga Singapura dilarang untuk pergi ke luar negeri, jadi berwisatanya hanya di sekitaran Singapura saja. Biasanya kalau ke utara main ke Malaysia, tapi kalau ke Selatan bisa ke Batam, sekarang hanya keliling-keliling Singapura saja.

Changi bandara di Singapore yang indah sekali

Pertama kali sampai di Singapura maka kita kan sampai di bandara Changi. Disana ada taman besar disebut Jewel Changi Airport. Di Singapura sedang trending Tiong Bahru Bakery. Di sini adalah perumahan tertua di Singapura. Secara tradisional kulinernya kebanyakan makanan China,seperti sup ikan dalam porsi besar,  tetapi 5-6 tahun keelakang mulai banyak Cafe yang di buka untuk kongkow-kongkow. Setiap tempat yang dikunjungi kita harus daftar menggunakan scan barcode, sehingga bisa terdeteksi jika terkena covid-19. Tempat duduknya juga diatur kurang lebih 1meter.

Tiong Bahru dalam bahasa hokian artinya pemakaman yang baru. Gedung no. 55 adalah gedung yang baru dibuat tahun 1930 saat menjadi kawasan jajahan kolonial Inggris. bangunan ini dilarang untuk di bongkar karena termasuk sebagai bangunan yang di konservasi. Arsitektur di Tiong Bahru berbentuk Modern Streamland dimana lantainya hanya 3-4 lantai saja. Ini adalah komplek pertama yang ada di Singapura. Sekarang sudah banyak yang sudah berinvestasi disini dari yang harganya 400 ribu dolar Singapura sekarang sudah mencapai 1 juta dollar Singapura per meter persegi. 

Dulu orang-orang kaya yang memiliki simpanan menggunakan the Mistress Stairwell untuk menyembunyikan simpanannya. Tangga dibelakang rumah untuk berjaga-jaga jika istri sah datang saat kekasih gelapnya datang, bisa keluar melalui tangga itu. Tapi arsitek rumah baru tidak ada yang seperti ini. Pemerintah kolonial Inggris menyediakan air raid shelter, jika dalam keadaan berbahaya masyarakat bisa bersembunyi di shelter tersebut. Shelter ini juga pernah digunakan saat Perang Dunia ke -2.

Tempat ibadah terbesar di Tionghoa

Tiong Bahru ini dulunya merupakan kawasan pemukiman orang Tionghoa, sehingga banyak tempat ibadah untuk para Tionghoa. Qi Tian Gong Temple adalah tempat ibadah terbesar orang Tionghoa di Singapura. Pengunjungnya bukan hanya orang Singapura tapi dari berbagai negara. Di Tiong Bahru juga  banyak mural seperti di China Town di Bandung. Sehingga pendatang dapat melihat apa yang terjadi dahulu kala. Pelukisnya adalah Bapak Yip Yew Chong salah satu pelukis terkenal di Singapura. Gambar muralnya keren seperti tiga dimensi. Ada juga mural yang menggambarkan pasar lama di Tiong Bahru. Di Tiong Bahru dulu ada pojok burung, dimana para penggemar burung akan berkumpul dan mendengarkan suara nyanyian para burung. Terdapat foodcourt dengan berbagai kuliner di Tiong Bahru.

Kita jalan-jalan ke Little India sekarang, atau India kecil benar-benar seperti di India, dulu di kawasan Little India terkenal dengan kawasan peternakan sapi, sehingga yang datang di sini biasanya buruh-buruh kasar. biasanya banyak orang India yang bekerja di peternakan sapi beragama Hindu. Banyak gedung tua berwarna -warrni untuk berfoto. Sebenarnya ini adalah milik seseorang tapi sudah dijadikan tempat wisata. Ada mural juga nih,  sama seperti di Tiong Bahru, sudah sangat banyak sekali muralnya, karena lukisan temboknya menggambarkan aktivitas oran India di India kecil. Ada banyak kain putih yang dihamparkan ini sebagai bukti bahwa selain bekerja di peternakan orang India yang datang ke Singapura juga banyak yang menjadi Laundry Man. Kalau mau bertemu tukang ramal di Little India bisa, tai suda tidak sebanyak dulu. 


Dulu di Little India juga ada pacuan kuda pertama di Singapura. yang diseut rice coslo, dan juga tempat pesawat terbang melandas tahun 1911 yang lalu. Digambarkan burung melati, menggambarkan tradisional food. Rumah ibadah di Little India adalah Sri Veeramakaliamman Temple, khusus untuk orang-orang yang datang dari Utara India. Slain temple ada Masjid Abdul Gafoor, selain Hindu juga ada Muslim.

Gedung Little India arcade ini luas, pemerintah Singapura membangun lokasi untuk perkumpulan budaya India, di sini. Pemerintah Singapura menyediakan lokasi ini agar wisatawan bisa menikmati budaya India di satu tempat, sebab kawasan ini lumayan luas jika dilihat dengan berjalan kaki. Di sini ada manisan, gorengan, bunga- bunga khas India, juga barang-barang khas India. Kembang-kembang yang dijual  itu biasanya digunakan untuk sajian bagi para dewa. Ada manisan juga, fresh flower awalnya adalah hal yang penting digunakan sehari-hari tapi karena tidak ada tamannya dan harus ambil dari India, maka bunga segar diganti setahun sekali, ada objek yang khusus dibawa datang dari India. Ada busana India dan ada museum khusus yang menceritakan sajarah tentan gpendatang India, yang menjadikan Singapura sebagai negara mereka sendiri. 

Jalan besar merupakan salah satu jalan yang dibangun oleh kolonial Inggris, dibangun tahun 1950an. Sudah mulai di buka kafe-kafe di sini. Akan ada stadium jalan besar, disebut Jalan Besar Stadium. Banyak kafe yang layak dikunjungi di Little India, ada juga Mustafa tempat belanja 24 jam, harganya juga murah-murah.

Dari Little India kita ke China Town, dahulu kawasan ini disebut sebagai kawasan kereta air. Jadi mereka mengambil air dari sumur menggunakan kereta lembu. Semua gedung di China Town semuanya di konservasi, sehingga tidak bisa dibongkar, tapi fungsinya bisa berbeda, misalnya kantor jadi restoran. Dibawahnya restoran, atasnya gedung-gedung tua.  Pelukis muralnya masih sama Yip Yew Chong , semuanya bercerita tentang sejarah, sehingga mural itu ada sampai ke gang-gangnya.

Salah satu lukisan mural dari Yip Yew Chong ada street wayang atau opera cina. Yip Yew Chong orangnya sangat detail, sehingga bisa menggambarkan suasana di sana. Ada salah satu mural yang menjelasakn China Town jaman dahulu.

MASJID jami chulia

Di sini ada salah satu objek wisata yangterkenal di China Town Budha Tooth Relic Temple and Museum. Ini adalah objek wisata paling moderen karena di bawah tanah ada auditorium yang canggih. ada Sri Mariaman Temple juga ada di China Town , karena jaman dulu pada saat kolonial Inggris di China Town khusus untuk orang-orang Asia. Lama kelamaan penduduk Tionghoa mulai banyak, sehingga yang datang dari kepulauan di Indonesia, Malaysia dan India berpindah ke kawasan tempat lain, tapi tempat ibadahnya tidak dipugar.  Ada Masjid Jamae Chulia, karena hidup saling berdampingan  sehingga di sebut sebagai jalan harmoni. Masjid ini dibangun oleh orang India Selatan tahun 1827 dari suku kamel.Masjid Jamae Chulia  adalah masjid pertama yang dibangun di Singapura. 

Ada juga heritage China Town, gedung ini berisi kawasan kumuh dan sekarang bersih, sebanyak berjuta-juta dollar singapura, sehingga kota tuanya menjadi nyaman untuk dikunjungi. Ada jajanan bakpao warna -warni di China Town. Biasanya tempat ini biasanya digunakan untuk membawa oleh-oleh. Pertokoan souvenir, banyak toko yang tutup  ada juga yang masih beroperadsi. Di tengah -tengah China Town ada toko parfume yang lumayan ramai. Di gang-gang kecil ini terdapat sebuah kafe yang sangat tradisional atau Nanyang coffe. Jalan di China Town banyak terdapat lampion-lampion untuk festival Lantern.

Ada Ann Siang Hill atau restoran -restoran yang disajikan, ada juga restoran Indonesia. Di Singapura kuliner indonesia sangat favorit. Ada Tyas Cafe yang favorit Reggy salah satunya ada di Tiong Bahru dan China Town. Di China Town tidak seperti di Tiong Bahru, karena kafe baru dibuka sore hari. Ada bar, kafe dan ada satu gedung yang dijadikan restoran dan bersejarahnya gedung ini berasal dari pendatang-pendatang di Indonesia. Gedung ini digunakan sebagai pondok peranakan Gelam Club. Ini adalah penduduk Indonesia yang berasal dari pulau Bawean. Mereka datang khusus untuk bekerja di pacuan kuda untuk menjaga kuda dan menjadi supir. Dia yang lebih dulu datang bangun rumah, jadi yang baru datang bisa ikut tinggal bersama yang lama. Club ini masih aktif dari keturuan mereka, sekarang mereka bukan supir lagi. Gedungnya dibangun menjadi restoran. Perayaan festival Lantern adalah sebulan tapi hanya 1 hari puncaknya tanggal 15, memakan kue bulan. 

Cara belanja bijak di Mustafa supaya gak kalap, menurut Regy tentukan prioritas, jadi cari tahu dulu di toko sebelah, cari yang lebih mmurah, suapay bisa belanja lebih banyak dan bawa oleh-oleh. biar gak kalap harus bijak jangan kalap.

Reggy pernah ke China Town pas festival Latern dan waktu Chineese New Year. Biasanya bentuk lampionnya  mengikuti tahun tikus, maka lampion tikus yang paling besar. Chinese New Year biasanya lampionnya berwarna merah, karena warna merah adalah warna keberuntungan. Harus pastikan aman, jika ingin berfoto, karena biasanya foto-foto dekat lampu merah di lampion terbesar, karena akan makan bakote  setelah berfoto di lampu merah di seberangnya. Makanan di China Town itu 24 jam, 

Hawker atau tempat foodcourt mengalami PSBB atau tidak? hanya saja kalau makan di luar, hanya bisa duduk yang ditandai diperbolehkan duduk, wajib menggunkan masker, bisa menggunakan masker jika makanan dan minuman ada di depan kita, jika makanan belum tersaji tidak diperbolehkan membuka masker. Mau duduk berkemumpul maksimal 5 orang aja. 

Di Singapura makanan tradisionalnya apa? Sebenarnya jika  membicarkan makanan tradisional ada sebagian besar sama dengan di Indonesia, karena leluhurnya banyak yang berasal dari kepulauan Nusantara. Setelah pergantian generasi terjadi pergantian kuliner. Seperti sate di Singapura, sangat di sukai oleh orang Eropa. Kuliner tionghoa ada banyak bakmi. The famous chicken rice hainan, kepiting masak chili atau chili crab, Laksa beragam ada Nyonya Laksa pakai santan kelapa, ada kwetiau goreng ada pinan Laksa aslinya datang dari Malaysia. popular Seafoodnya Cumi, sotong, dll.

Reggy waktu ikutan Fashion trip awalnya sangat mudah pergi ke Singapura dengan tim jajanan Alika, disana dibagi menjadi tiga kategori, Reggy menjadi sosializer.  Syuting 3 hari 4 malam, Alika shopaholic dan anak jajan yang suka kuliner. Trip Singapuranya dai mulai bandara Changi terus ke Jewel, lalu ke China town foto-foto di mural, makan di Tiong Bahru terus ke Little India. lalu ke Garden By the Bay, Arab Street. 

Sebagai konten kreator yang sukses, Reggy membagikan pengalamannya. Ada tempat favorit buat Regy, salah satunya adalah Garden By The Bay karena ada flower Dome, Three Freedom, dan Clooud Forest ada art museum dan ada Jewel Changi semua tempatnya instagramable

Foto di tema Conan, lukisannya dibuat oleh ilustrator komik conan. Ada coffe shop favorit, Arabica, bisa buat ngopi dan foto-foto. Gimana sih caranya bikin  konten sebagus itu dan seuai sama audiens atau follower kita. Saat mau pergi ke suatu tempat do research dulu tempat yang akan dikunjungi, jadi udah prepare outfit yang sesuai terlebih dahulu, outdoor atau indoor, berwarna kah atau monochrome kah, gitu. Jadi gak salah kostum, dan selalu siapin gear kaya kamera atau aksesoris yang sesuai kaya topi atau tas. Matchingin outfit dan venue.

Gak harus puya temen yang jago foto untuk menikmati perjalaan di Singapura,Solo Traveling juga sangat menyenangkan, karena bisa minta tolong orang yang ada di lokasi untuk mengambil gabar kita,  yang terpenting kita tahu angle, sehingga bisa memberi tahu orang yang dimintai tolong untuk mengambil foto dari sudut sebelah mana. 

Spot foto antimainstream menurut Reggy adalah Sentosa Island atau pulau-pulau yang ada di Singapura dengan  naik MRT. Singapura terkenal dengan kotanya yang cantik, jadi kalau ke Singapura, kalian bisa mencari tempat yang berlatar selain kota. Foto dengan suasana pantai atau pegunungan dan hutan yang ada di Singapura atau di dalam Museum, bisa menjadi foto anti mainstream kita..  Biasanya kan jalan-jalan  ke Orchard atau Klarkey. Selain beberapa tempat anti mainstream kita juga bisa mengunjungi tempat romantis di  Marina By Sand atau ke hotel Flurton atau ke pantai lihat sunset. 

Kalau mau ke Singapura jangan sampe gak jalan-jalan keliling, jadi jangan shoping aja. Cari yang sesuai passion kamu, kalau kamu passion foto-foto cari tempat yang antimainstream buat dapetin foto-foto yang keren, kalau passionnya makanan yah cari tempat2 kuliner, kalau passionnya musik, bisa ikutan orkestra atau juga bisa ke mal-mall untuk belanja.Yuk kita ke Singapura tahun ini :).








Komentar