Di Rumah Aja, Optimalkan Teknologi

13/5/2020  10.53 WIB

Gak terasa yah kalau kegiatan #Dirumah Aja itu sudah hampir 2 bulan. Yes, gegara pandemi ini semua orang jadi lebih banyak ngedekem di rumah. Banyak sih sisi positifnya juga, tapi ada juga negatifnya, rasa bosan melanda. Positifnya, beli rumah jadi gak sia-sia, karena biasanya empunya rumah cuma numpang tidur doang, banyakan di perjalanan, pulang atau pergi ngantor. Beberapa pegawai jadi merasakan lebih produktif karena Work From Home, ada juga yang keriweuhan karena diganggu sama anaknya pas lagi kerja.

Awalnya kesel banget nih sama pandemi ini, karena berpengaruh ke pekerjaan suami dan caraku bersosialisasi, biasanya dalam 1 minggu pasti ada aja keluar rumah yang pergi jauh untuk suatu event, tapi kali ini paling banter alias paling jauh, belanja keperluan di tukang sayur atau Mart terdekat. Yang biasanya aktif pengajian di mesjid atau ngumpul-ngumpul berfaedah lainnya sekarang dibatasin 5 orang, bahkan sebaiknya di hindari. Pusat pertokoan dan pertemuan di belahan dunia manapun sekarang jadi sepi, bahkan kemarin aku lihat di berita ada salah satu Mall di Malaysia yang bioskop dan barang-barang yang di jual di mall tersebut jamuran, duh rugi berapa milyar deh yah itu.

Tapi dari pandemi ini, itu kembali lagi pada setiap orang ya. Ada yang jadi malah cemas, karena korban semakin bertambah, bahkan sampai tetangga sendiri mungkin ada yang kena. Tetanggaku ada yang terinfeksi dan meninggal, karena beliau tenaga medis. Keluarganya tadinya diminta karantina di rumah sakit, tapi mereka menolak dengan halus dan tetap berdiam di rumah, sampai hasil rapid tes keluar, kami tetangganya yag mengantar makanan untuk mereka.

Suasananya udah kaya di beberapa film barat yang sering aku tontonin nih, keluar rumah= horor=cari mati, begitulah istilahnya. Untuk keluar rumah pun, setiap orang diwajibkan menggunakan perlengkapan seperti masker dan selalu membawa hand sanitizer. Bangsaku yang gemar berjabat tangan dan berpelukan merasa sulit melakukannya,jika bukan pemerintah yang meminta untuk Physical distancing pastilah sudah di bilang sombong.

Aku termasuk orang yang sulit menerapkan Physical Distancing, karena aku termasuk tipe yang berbicara dengan menyentuh lawan bicara, dan itu membuat aku rindu untuk meluk Ibu , cium tangan ibu dan bapak saat berdiskusi dan pamitan, karena aku harus menjaga kesehatan mereka, sebab sudah masuk usia lansia.

Semakin lama akhirnya muai terbiasas, hanya rasa jenuh yang kemudian timbul. Aku senang sekali suamiku bekerja dari rumah, setiap hari bisa melihat wajah gantengnya, dari mulai melek mata sampai mau tidur lagi. Tapi aku berasa gak guna gitu jadi manusia, hahahaha, biasa ngobrol dengan banyak orang pergi ke event ini dan itu saat suami ngantor, ini harus ngedekem di rumah, sungguh aku sudah tidak kuat lagi.

Sampai suatu hari Teh Zia, memnta ijin padaku untuk memutar ulang suara rekamanku tentang Ramadhan di Maroko. Girang dong, bisa bekerjasama dengan orang lain yang juga hobiku. Oh iya, waktu di kampus dulu, aku sempet siaran 10 bulan di Metro RGM FM 105,7 Smart Radio For Smart People. Nemenin temen , eh malah aku yang keterima, tapi aku sangat berterimakasih pada A temanku ini karena sudah membantuku menemukan bakatku. Singkay cerita, aku diterima karena suaraku mirip dengan manajer radio. Manajer gak mungkin siaran kan, dan itu akan membuat radio kompetitor ketar-ketir karena ada yang suaranya mirip Mba Vita Paduka FM, hehe, radionya Purwokerto. Dulu nama panggungku Nessa Crackers, radio tetangga suka nyinyir nih, ngatain aku dengan penyiar beruara renyah kaya kerupuk, hahaha, aku mah gak peduli, yang penting enjoy dan digaji. Dulu, gaji ak tuh cuma 250 ribu, dengan rincian satu jamnya akau dibayar 25 ribu. Hahaha, buat anak kuliahan sudah termasuk besar, sampai bisa beli ponsel Fren, buat komunikasi sama si A, hiyah.

Jadi pemilik radio ini tuh punya dua stasiun radio, dangsut dan pop, aku di ppopnya, tapi kalau kata yang punyanya, fans lagu dangdut itu beragam, pernah ditawarin buat penyiar stasiun radio lagu dangdut sama beliau(lupa namanya) tapi aku menolak, karena lokasinya jauh di Batu Raden dan aku kurang suka lagu dangdut, kurang milenial gitu pikirku jaman dahulu. Sekarang juga beberapa lagu dangsut yang agak pop sih yang aku suka :). Kalau fans stasiun radio lagu dangdut kalo kasih penyiarnya macem-macem dari sayuran sampe makanan, karena pendengarnya lebih beragam dari pada radio Pop yang rata-rata jangkauannya ke mahasiswa aja.

Waktu itu sempet loh punya fans, wajahnya kalau diingat2 mirip Ricky Cuaca dia bikinin pin buat aku dan nekat nungguin sampai selesai siaran, huaaaa, berasa atis gitu ya. Rekor aku di stasiun radio ini, ngobrol bareng Eross S07, duh lupa nih aku yang interview atau Felli ya? Yang aku ingat, di stasiun radio ini , aku sempet jadi Project Officer acara Ramadhan yang ajak, temen di seputaran kampus yang kosnya unik. Ada salah satu kos yang memberlakukan sistem junior dan senior, jadi setiap yang baru masuk harus di plonco dulu, mirip-mirip seperti yang kulakukan sekarang nih, tapi beda tema.

Wah, jadi ngelantur panjang ya.Pas lagi santai sama suami, aku iseng bukain akun instagram, ini gimana yah caranya bisa ngobrol berdua gini? aku pelajarin, Eh ngobrolnya begitu aja yah kadang gak berbobot, ngalor ngidul gak jelas. Terus lihat lagi Founder KEB Mak Mira, bagus juga nih bikinnya, ada temanya. Clingg, keluar deh tuh ide, kenapa aku gak bikin live ig bertema, terus kalau yang gak sempet nonton bisa nonton di IGTV aku atau channel Youtubeku. Berbekal kemampuan sedikit saat siaran di radio, aku tanyain satu-satu, lihat dari siapa yang aktif di storynya. Pilihan pertamaku jatuh pada mba @dian_ismyama, thanks God dia langsung mau, kalau beliau nolak mungkin gak akan ada #WijayastutiNgobras selanjutnya nih.

Aku mulai tanggal 30 April, harusnya hari ini sudah yang episode ke-14, tapi biasa deh penyakit moody aku suka kambuh, jadi kemarin males banget Live, dan udah tanya-tanya ga ada yang bisa. Alhamdulillah hari ini ketemu yang mau, kita mau ngobrol santai berfaedah di #WijayastutiNgobras.  Cuma 30 menit aja nih, tapi biasanya sih pada bablas. Sponsornya usaha hijab ku sendiri @hennahijabcollection. Souvenir rasa terimakasihku karena mereka sudah mau berbagi saat live di akun instagramku dan bersedia diajdikan konten youtubeku, sambil promosi usahaku juga, simbiosis mutualisme selama pandemi, kalau animonya bagus yah lanjut kalo biasa aja kita bikin program lain. MAsih dalam tahap cari sponsor nih, maunya sih narsum dan aku dapet materi atau produk supaya makin semangat bikin kontennya.

Seru dan asyik sih,a akhirnya aku menemukan hal yang aku bisa menikmati dan berapi-api bua ngerjainnya, hehe. Alhamdulilllah.

Sebenarnya Dirumah Aja tuh ternyata tetap bisa produktif loh, sini aku bantu kalian buat Gak bosen selama di rumah aja:

1. Bisa tontonin Live IG aku #WijayastutiNgobras, NgbrolSantai Berfaedah, lumayan dapet ilmu tipis-tips nih.

2. Bisa edit video2 yang udah numpuk terus upload di channel Youtube atau dibikin di IG TV.

3.Belajar banyak hal lewat Zoom, terserah lagi pengen mendalami apa, tinggal cari yang  materi yang mendukung.

4. Bisa eksperimen bikin masakan pake oven atau alat-alat yang gak pernah dipake sebelumnya.

5. Gunakan televisi untuk perantara berolahraga dari channel favorit kamu.


Gak akan bosan deh, bahkan kamu bakalan pengen lebih lama PSBB, WFH ini berlangsung, kalau bosan yah kerjakan pekerjaan rumah, seperti beberes rumah, siram tanaman, atau order makanan dari aplikasi. Yang penting buat List To do setiap hari, jadi pas mau tutup mata, selain berdoa sebelum tidur, kamu bisa bilang " Terimakasih ya Allah atas kesempatan yang diberikan dengan WFH, aku jadi bisa menyelesaikan List To Do aku, semoga wabah ini segera berlalu dan bisa kembali normal lagi dalam beraktivitas. Amiin."

Kalau sahabat Wijayastuti dirumah aja kegiatannya apa saja?

Komentar