Review Film Korea "Kim Ji Young : Born 1982"

 5 Februari 2022/5.04 WIB

Kim Ji Young : Born 1982

Belakangan ini sedang marak kasus KDRT dan perselingkuhan dalam rumah tangga. Diantaranya karena viralnya serial Layangan Putus yang berasal dari kisah nyata seorang istri yang diselingkuhi, kemudian ditulis dalam sebuah novel dan dibuat serial di salah satu platform video (We TV). Selain itu beberapa hari ini baru saja viral ceramah dari Ustadzah Oki, yang menceritakan tentang seorang suami yang menampar istrinya, kemudian istrinya tidak mengadukan suaminya pada orangtuanya, melihat istrinya yang tidak mengadu pada orangtuanya, maka suaminya meminta maaf kepada istrinya. Ceramahnya menjadi boomerang, bagi laki-laki terkesan membolehkan KDRT, bagi kaum wanita yang vokal bersuara lantang bilang, kalau KDRT bukan aib suami tapi adalah hak istri untuk melaporkan pada pihak yang berwajib jika kejadian KDRT berulang bahkan bisa membahayakan nyawa.

Film ini tidak membicarakan KDRT dan perselingkuhan, tapi dari film ini kita bisa melihat bagaimana patriarki itu ada di Korea. Perempuan masih dipandang sebelah mata untuk berkarir saat sudah menikah, karena karir suami harus lebih tinggi dari istri, menyedihkan. Perlakua mertua Korea dengan mantu-mantunya juga gak kalah sinetron dengan para mertua di Indonesia.

Film Kim Ji Young : Born 1982 ini di tulis dalam sebuah novel dan difilmkan, ini berasal dari kisah nyata. Peralihan itu memang menyakitkan, dibutuhkan energi yang besar untuk kembali menyelaraskan sebuah peralihan. Selama di komunitas Mom Academy banyak member yang menceritakan bagaimana mereka stres saat harus resign dan hanya mengurus rumah dan anak, seperti buntu, ketemu masalah yang sama setiap harinya, dan seperti tidak pernah selesai permasalahan yang dihadapi selama 24 jam. Berbeda dengan bekerja di kantoran, selama di kantor para moms malah merasa bisa me time, karena gak digerecoki urusan ruah tangga, dan bisa bekerja dengan tenang juga ada pekerjaaan yang selesai kurang dari 24 jam.

Kejadian ini juga dialami oleh Kim Ji Young, dia merasa gak punya power, gak ada yang bisa dibanggakan sebagai ibu rumah tangga saja, dari mulai mertua sampai orang-orang di sekitarnya menganggap rendah pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Menurut mereka menjadi ibu rumah tangga adalah hal yang sia-sia, karena sudah sekolah tinggi-tinggi tapi tetap saja kembali menjadi babu rumah tangga. Pernah aku bahas nih di sini.


Kim Ji Young adalah pegawai berprestasi di kantornya. Karena menikah kemudian melahirkan, maka dia harus merelakan karirnya dan resign dari kantornya. Dalam film ini diperlihatkan bahwa sepintar apapun pegawai wanita di Korea tidak akan naik jabatan lebih tinggi dari kaum pria, kalaupun ada akan dibuat tidak nyaman. Sementara jika ada pegawai pria yang ijin cuti melahirkan untuk mengasuh anaknya maka akan dipromosikan naik jabatan paling terakhir. Lumayan lebih parah daripada pekerja di Indonesia ya. 

Patriarki ini belum lagi terjadi di kebiasaan orang Korea yang memandang bahwa menantu perempuan wajar tinggal di menantu laki-laki, tapi kalau sampai menantu laki-laki tinggal bersama menantu perempuan itu sangat tidak wajar. Hmm, karena masih sesama Asia kali yah, jadi budayanya di Indonesia, India, Turki, Korea, Malaysia, hampir sama nih.

Pernikahan mereka cukup bahagia, suaminya sangat menyayangi anak dan istrinya, jauh dari KDRT atau perselingkuhan seperti yang sedang marak digembar-gemborkan, gegara film Layanga Putus dan ceramahnya Oki Setiana Dewi. Kalau orang lain melihat keluarga ini, pasti akan bilang kalau mereka adalah goal family, atau keluarga bahagia, tapi yang sebenarnya terjadi tidak seperti itu.

Kim Ji Young sering menceracau, tiba-tiba berubah menjadi orang lain, bisa mberubah menjadi neneknya, ibunya bahkan suaminya, dia melakukan tanpa sadar. Hal ini terjadi karena dia merasa depresi dengan keadaannya sekarang. unianya sudah tidak sesuai dengan ekspektasinya.

Suaminya berusaha mengajak dia ke psikiater tapi dengan alasan keuangan Kim Ji Young selalu menolak. Ada banyak pelajaran berharga yang bisa diambil dari film ini. Sutradara dan penulisnya hebat, kaena bisa meramu banyak masalah rumah tangga di dalam satu film dengan durasi 1 jam 45 menit, luar biasa.

Beberapa hal yang bisa dijadikan moral story dari film Kim Ji Young:Born 1982 :

1. Didikan Keluarga Nomer Satu

Keluarga Kim Ji Young adalah keluarga yang mengajarkan bagaimana seorang perempuan itu harus nrimo, jangan ngeyel, harus nurut suami dan mengerjakan pekerjaan rumah seperti beberes rumah, mencuci dan menyetrika baju, dll. Ayah Kim Ji Young sangat memanjakan anak laki-lakinya, dia tidak terlalu peduli dengan keinginan kedua anak perempuannya. Kim Ji Young dan kakaknya memiliki banyak impian, walaupun mereka perempuan. Kakaknya bisa mewujudkan mimpinya untuk pergi ke German melalui jalur menjadi guru, sementara Kim Ji Young yang ingin keliling dunia terjebak dalam rumahnya dengan seorang bayi mungil anaknya.  Di keluarga Kim Ji Young laki-laki adalah Raja.

Keluarga Suami Kim Ji Young sebenarnya tidak jauh berbeda dengan keluarga Kim Ji Young. Laki -laki adalah Raja. Menantu perempuan adalah babu, sedih. Suami Kim Ji Young adalah anak terakhir, kedua kakaknya adalah wanita. Saat acara keluarga Kim Ji Young yang seharian berada di dapur.

Dari sini didikan keluarga adalah nomer satu bagaimana kita menghargai orang lain, orang baru yang masuk dalam keluarga kita, itu juga penting, tappi keluarga sendiri juga penting, karena dalam film ini ayah Kim Ji Young juga tidak peduli dengan maslah psikologis yang dihadapi anak perempuannya, mungkin beda lagi klau itu terjadi pada anak laki-lakinya.

2. Suami dan Teman Harusnya bisa menjadi Support System

Dalam film ini awalnya sang suami tidak menjadi Support System karena melarang istrinya untuk bekerja dengan alasan siapa yang akan mengasuh anaknya, karena tempat penitipan anak itu hanya sampai jam 5 sore. Agak unik sih ibu rumah tangga di Korea, kalau di Indonesia anak gak dititip di daycare karena ibunya di rumah, berarti dobel nih, beresin rumah sama urus anak, tapi di Korea ibu menitipkan aanaknya di daycare setengah hari, sementara sang ibu bisa merapikan rumah atau berkunjung ke rumah temannya atau kongkow dengan teman-temannya di kafe atau pusat perbelanjaan, budaya yang sedikit berbeda dengan di Indonesia.

Sebenarnya teman-temannya mensupport dalam hal keinginan Kim untuk bekerja kembali, tpi yang mereka tidak sadari adalah permasalahan Kim, ya juga sih karena Kinm tidak bercerita pada teman-temannya, karena saat bertemu teman-temannya Kim cenderung hanya menjadi pendengar yang baik. Padahal suami dan teman ini yang seharusnya menjadi pendengar yang baik untuk Kim berkeluh kesah tentang masalah yang sedang dihadapinya.

3. Jadilah Mertua Yang Baik

Masalah mantu dan menantu tuh kaya lagu lama kaset rusak ya, akan ada terus menerus dengan versi yang berbeda. Tapi kalau dilihat seara keseluruhan ceritanya hampir sama. Para mertua dengan menantu laki-lakinya akan jauh lebih bersikap baik dibandiing mertua dengan mantu perempuannya.  Ada sih menantu perempuan yang akur dengan mertuanya, duh tapi bisa dihitung pakai jari.

Udah kaya qodarullah aja kalau semua mertua ke menantu perempuannya tuh banyak jealous dan menyiksanya. Seperti dalam film Kim Ji Young : Born 1982 ini, saat acara keluarga alih-alih menyewa pekerja paruh waktu atau memesan makanan di restoran ini malah memberdayakan menantunya, hadeuh, dan ini sering terjadi juga kan di Indonesia.

Sedangkan perilaku mertua ke menantu laki-lakinya baiknya luar biasa, lagi pergi inget beliin mantu, selalu teringat, kenapa ya bisa kaya gitu?

4. Konsultasi dengan Psikiater/ Psikolog Bukan Aib

Banyak orang yang merasa dirinya baik-baik saja, padahal tidak, daripada curhat ke teman, saudara atau orangtua yang bukannya dapet solusi tapi malah makin melebarkan permasalahan, jadi lebih baik ke psikiater atau psikolog untuk mendapatkan solusinya itu lebih baik. Kalau dalam islam lebih baik lagi jika mengadu hanya pada Allah SWT, tapi terkadang kita juga butuh saran dengan mengobrol, lebih baik mengobrol dengan psikiater/psikolog daripada dengan saudara, teman atau orangtua.

Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan mendengarkan cerita orang lain, dari situ, kamu tidak akan merasa sendirian, karena akan ada orang lain yang mengalami hal serupa atau lebih parah dari yang kamu alami.

DAlam film ini Kim Ji Young berhasil keluar dari depresinya dengan berani mengatakan tidak pada hal-hal yang tidak seharusnya. Selain itu dia berhasil meng-Healing dirinya dengan menulliskan sebuah novel, karyanya yang kemudian di fimkan,

5. Belajar Menerima

Ini adalah bagian tersulit dalam hidup. Karena sejatinya semua hal di sekeliling kita itu banyak perubahan. Pilihannya hanya dua, bertahan dengan prinsip atau mengikuti perubahan dengan resiko ketidaknyamanan pada diri kita. 

Tanamkan saja dalam diri, kalau sulit menerima keadaan = tidak bersyukur dan itu akan berakibat pengurangan rejeki dari yang maha kuasa. Selalu cari cara lain saat mentok gak ketemu jalan keluarya dalam penyelesaian masalah. Inget semua masalah pasti ada sousinya, dan Allah gak akan menguji hamba Nya melewti batas kemampuanya.

Hmm, banyak juga nih moral story dari film ini ya, selamat menikmati filmnya, siapin tisue dan coklat  hangat untuk menetralisir perasaan gak enak yang timbul setelah menonton film ini. Happy Watching.


Komentar

  1. Wah diangkat dr kisah nyata yak. Isinya bagus bgt banyk pelajaran yg bs d ambil dr cerita film diatas. KY nya wajib nonton deh, aq belum nonton soalnya 😁

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke blog saya. Insyaallah saya akan berkunjung balik. Silahkan berkomentar dengan sopan, dan berbagi tips untuk sesama pembaca.