Review Film Taare Zameen Par (Stars On Earth)

 31 Januari 2022/11.18


Gak terasa sudah mau akhir Januari lagi nih, memang waktu berjalan cepat nih di wal tahun 2022 ini. Aku sudah hampir satu tahun join jadi pengurus regional di Mom Academy Depok. Ini adalah Komunitas yang mewadahi para moms bekerja dan dirumah untuk mengaktualisasikan diri dan tetap berkarya serta menghasilkan cuan.

Sekarang di Mom Acadey ada program baru setiap hari Jumat jam 19.30 WIB. Nobar alias nonton bareng. Film pertama yang dijadikan referensi utuk di tonton adalah Taare Zameen Par dalam bahasa Inggris judulnya menjadi (Stars on Earth). Filmya melow banget dan related dengan kehidupan para moms yang memilki anak berkebutuhan khusus.

Sebenarnya aku sudah 2kali menonton film ini, tapi gak bosen deh. Film Produksi Amir Khan sangat menggugah untuk para moms yang menontonnya. BAnyak hal yang bisa dipelajari dari film ini. Ada 4 hal yang bisa dijadikan Moral Story dari film ini :

1. Setiap Anak Spesial

Secara tidak sadar orangtua suka memiliki standar bagi anak-anaknya, padahal tidak semua anak bisa disamakan dalam standarnya. Setiap anak memiliki keistimewaan dan perbedaan dalam menjalani hidupnya, dalam pencapaiannya memahami suatu hal. Seperti di dalam film ini, Ishaan adalah anak yang baik dan kreatif, orangtuanya melihat dia sebagai anak yang sulit diatur dan malas belajar, berbeda dengan kakaknya yang mendapatkan prestasi dalam hal apapun.

Sebenarnya Ishaan bukanlah anak yang malas dan sulit diatur, Ishan hanya memiliki keterbatasan yang dalam dunia pendidikan disebutnya disleksia. Disleksia adalah gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Penderita disleksia akan kesulitan dalam mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat. Cek lengkapnya di sini.

Ishaan mengalami kesulitan dalam memahami sebuah kata pun kalimat juga konsep angka. Di sekolahnya teknik mengajar anaknya tidak dapat diterima oleh Ishan, acapkali Ishaan di hukum berdiri di luar kelas, dan hampir semua nilai ujiannya nol, jarang mempunyai nilai diangka diatas angka 5.

Orangtuanya malu dan akhirnya mengeluarkan Ishaan dari sekolah itu dan memindahkannya ke srama dekat rumah.

2. Kerjasama Guru dan Orangtua

Ini  adalah poin moral terpenting dalam film ini. Banyak banget terjadi diluaran sana, guru yang abai dengan kelemahan anak muridnya dan hanya mengikuti standar dari sekolahnya saja, harus mengajarkan apa yang sudah menjadi kurikulum saja.  

Juga tidak jarang orangtua yang merasa anaknya baik-baik saja, saat gurunya memberitahu kelemahan anak, cenderung orangtua gak mau terima, karena menurut mereka anak mereka normal secara fisik, dan masuk sekolah inklusi (sekolah khusus untu k anak berkebutuhan khusus ) adalah aib.

Padahal jika anak tertangani sedari dini, ada kerjasama orangtua dan guru, maka perkembangan anak spesial bisa kembali normal seperti teman lainnya.

3. Membandingkan Anak Satu Dengan Yang Lain 

Dalam film ini sebenarnya ibu dan ayahnya tidak ingin membandingkan anak-anaknya tapi seringkali hal ini dilakukan tanpa orangtua sadari. Dalam film ini diceritakan jika Ayah dan Ibu Ishaan tidak bisa menengok Ishan di asrama karena harus menonton pertandingan kakaknya. Ini membuat hancur hati Ishaan. Orangtua juga kadang tidak sadar saat emosi membandingkan si kakaka dan adik hati-hati ya moms, akrena ini dapat membuat kepercayaan diri anak menjadi buruk.

4. Pilih Sekolah Dengan Baik 

Pilih sekolah dengan baik, jangan karena satu komplek sekolah disana terus moms ikut-ikutan apalagi sekolah ditempat itu cuma karena prestige duh jangan ya. Perhatikan kebutuhan anak, dan sistem juga cara sekolah mentreat anak seperti apa, pastikan juga biayanya, sesuai dengan kantung moms and dad karena sekolah urusannya jangka panjang nih, kalao dikira bayaran sekolahnya gak masuk ke budget, bisa cari sekolah lain yang sistemnya sesuai dan saat anak di ajak kesekolah itu, mereka betah.

Di film, bahagianya Ishaan bertemu dengan guru yang senasib dengannya, pernah mengalami disleksia juga. Nikumbh adalah guru pengganti di sekolah asrama itu. Nikumbh yang mengajar di sekolah Tulip yang berisi anak berkebutuhan khusus, mengajar seni dengan cara yang berbeda. Nikumbh yang menemukan alasan kenapa Ishaan selalu dapat hukan di luar kelas dan belum bisa membaca, mennulis dan berhitung di usia 9 tahun. Nikumbh juga yang dapat kembali membangkitkan kepercayaan diri Ishan yang hebat menggambar dengan detail. Nikumbh hebat.

Dalam film ini Ishaan termasuk anak yang beruntung karena bisa bertemu dengan guru seperti Nikumbh, banyak anak diluaran sana yang memiliki masalah disleksia yang tidak tertangani dengan baik, yuk perhatikan 4 hal diatas ya moms untuk pendidikan anak. Kalau mau mewek-mewek dan cari moral story lainnya bisa tonton film ini di aplikasi yang ada, atau join aja di Mom Academy, buat ikutan nonton bareng setiap Jum'at dengan film-film yang selalu menginspirasi dan related dengan kehidupan  para moms.

Yuk, komen, mau di review film apalagi?

Komentar