Konvermex Cair dan Tablet Solusi Tepat untuk Gangguan Parasit Cacing di Saluran Pencernaan dan Paru-paru

9 september 2021/ 22.54

Konvermex Obat Cacing Keluarga

Belakangan ini badanku gak enak nih, agak mual dan pusing awalnya aku kira tanda-tanda kehamilan, eh gak lama aku datang bulan, hiks sedih banget ya kan. Gak lama setelah aku datang bulan aku juga diare sehari bisa 3 kali Buang Air Besar. Konsultasi sama teman katanya suruh minum obat cacing gitu, ketawa ngakak dong aku pas di usulin beli obat cacing. Aku bilang, emangnya aku anak kecil Zi, udah dewasa aku menjelang tua malah, mana bisa cacingan. Dia gak meneruskan usulannya, cuma kasih hal yang bikin aku berpikir dan akhirnya membeli obat cacing.

"Nis, coba deh gue tanya, lo kan suka berkebun tuh, sekarang gue tanya, lo berkebunnya pake sarung tangan gak?"

"Jarang, ribet amat kudu pake sarung tangan, menyatu dong dengan alam."

"Ya ampun Nis, tapi cacing kan makhluk hidup, dia juga bertelur tuh di tanah yang lo bilang menyatu dengan alam, mana tahu telur dari cacing tambang ketinggalan di kuku lo, kan telur cacing tambang kecil banget, terus lo lupa cuci tangan, langsung aja makan-makanan yang ada di meja, jadi deh, tuh cacing berkembang biak di usus kecil lo."

"Sumpah saat itu juga aku bayanginnya kaya mau nangis, emang sebelumnya aku abis beresin rumput di rumah bapakku yang beda satu gang, dan ada cacingnya gitu, huhu."

" kenapa lo bengong gitu?"

"Gak papa Zi, cuma lagi inget sesuatu."

"Bener kan apa kata gue, nih minum Konvermex, dia bisa diminum buat anak-anak dan dewasa."

Langsung aku cari deh  Konvermex ini, agak susah sih di supermarket, tapi alhamdulillah aku menemukannya di Kimia Farma, lengkap ada yang cairan dan tablet.

Dua macam yang 125 mg dan 250 mg.

Ada dua dosis yang 125 mg dan 250 mg. Biasanya dosis yang kecil diperuntukkan anak usia 2- 12 tahun, sementara yang dosis lebih besar bisa digunakan untuk anak usai 12 tahun keatas bahkan sampai dewasa. Bisa saja sih dosis yang 125 mg digunakan oleh orang dewasa, hanya saja jumlah asupannya jadi lebih banyak.

Aku lebih memilih Konvermex daripada obat cacing lainnya karena reomendasi temanku dan saat aku bandingkan Konvermex ini mengandung Pyrantel Pamoate yang bisa mengobati beragam kecacingan yang disebabkan oleh parasit-parasit saluran pencernaan baik tunggal maupun campuran. Penggunaan obat cacing ini sebaiknya digunakan setiap 6 bulan sekali ya.

Cara kerja Konvermex ini Pyrantel Pamoatenya melumpuhkan cacing dengan cara mendepolarisasi senyawa penghambat neuromuskuler dan mengeluarkannya dari dalam tubuh tanpa memerlukan pencahar. 

Jadi inget jaman masih kecil, adik aku habis minum obat cacing dan si cacingnya keluar utuh dan nyangkut, huhu rasanya pengen nangis banget kan narik itu cacing yang nyangkut, didiemin kasihan juga adik aku, huhu. Konvermex gak bikin kaya gitu nih, tapi cacingnya sudah menyatu bersama feses dan mati.

Aturan penggunaan Konvermex cair untuk usia :

2-6 tahun        : 1/2 - 1 gelas takar (5 - 10 ml)

6-12 tahun        : 1- 1 1/2 gelas takar (10 - 15 ml)

Lebih dari 12 tahun : 1 1/2 - 2 gelas takar (15 - 20 ml)

1 gelas takar =10ml

Kocok dahulu sebelum diminum.

Aturan penggunaan Konvermex tablet untuk usia :

2-6 tahun                 :1-2 tablet

6-12 tahun                 : 2-3 tablet

Lebih dari 12 tahun : 3-4 tablet. 

Yuk jaga kesehatan pencernaan kita dengan minum obat cacing setiap 6 bulan sekali.

Pastikan kukumu pendek dan mencuci tangan sebelum makan dengan sabun setelah melakukan banyak aktivitas terutama berkebun. 

Untuk mengingatkan nih, banyak jenis parasit pencernaan loh, yuk flash back mengingat beberapa jenis cacing yang bisa menjadi parasit dalam pencernaan kamu.

Ada 6 Jenis Cacing yang mengganggu sistem pencernaan,yaitu :

1. Cacing Kremi (Enterobius vemicularis)

Kayaknya gak pernah ada orang yang gak kremian nih, kalau sampe dewasa ada yang gak pernah kremian keren banget berarti makanannya bersih dan terjaga banget. Sumpah nih, kalau udah kedatengan si cacing kremi di dubur rasanya tuh pengen garuk terus biar hilang gatalnya, suwer kremian itu menyiksa. Dulu kita dikasih tahunya kalau kremian karena kebanyakan makan kelapa gitu, padahal bukan dong. 

Cacing kremi itu adalah cacing yang hidup di usus besar dan dubur. cacing ini bisa hidup di tubuh manusia karena adanya perpindahan cacing dari anus ke mulut. Sebulan, hingga dua bulan setelah cacing berada diusus manusia, cacing kremi dewasa bertelur pada lipatan di sekeliling anus. Biasanya, cacing kremi bertelur di anus saat malam hari, ketika orang dewasa tertidur.

Bukan karena lupa cuci tangan, cacing bisa berpindah melalui pakaian, kasur maupun benda lain yang terdapat cacing kremi. Karena ukurannya kecil, telur cacing ini terkadang terbawa oleh udara dan tertelan saat bernafas, iyuh ngeri  ya.

Saat mengalami penyakit cacingan akibat cacing kremi, yang dirasakan adalah : Gatal pada anus dan kelamin, terutama vagian, insomnia, mudah marah, gigi gemertak, sakit perut, dan mual. Untuk mengetahui apakah ada cacing kremi atau tidak dalamtubuh kita. Lakukan cara ini, tempelkan selotip ke kulit dubur sesaat setelah bangun tidur, lalu bawa selotip itu ke laboratorium.

2. Cacing Gelang ( Ascaris lumbricoides)

Bahaya nih cacing gelang bisa membuat orang yang terkena parasit cacing gelang ditubuhnya merasakan sesak nafas. Cacing ini berasal dari makanan yang kotor. Cacing gelang awalnya tinggal di usus halus. Cacing gelang berpindah ke paru-paru dengan mengikuti aliran darah. 

Setelah sampai di paru-paru, larva ini  terbawa oleh batuk dan menempel di mulut. Karena hal ini,larva tertelan dan tumbuh menjadi dewasa di usus besar selama 6-24 bulan. Cacing gelang dapat menginfeksi paru-paru atau usus manusia.

Tanda-tanda cacingan orang dewasa akibat cacing gelang di paru-paru, adalah : batuk, sesak napas, infeksi paru-paru, nyeri pada dada,demam, dan ada darah pada dahak. Sementara gejala pada orag dewasa yang cacingan akibat cacing gelang di usus besar adalah: mual, muntah, diare, sakit perut, selera makan menurun dan terlihat cacing di feses, berat badan berkurang. Untuk mengetahui lebih jelasnya bawa feses ke laboratorium.

3. Cacing Tambang

Ada tiga macam cacing tambang : Ancylostoma duodenale, Necator americaus dan Acylostoma caninum. Perbedaan keduanya adalah pada bentuk mulut dan giginya, serta bentuk perlekatannya. Acylostoma akan berbentuk huruf C, tapi pada Necator akan berbentuk S. Cacing tambang ini ditularkan atau berasal dari tanah, berkembang biak di usus kecil.

Saat telur cacing tambang ini menetas, larva cacing tambang mampu menginfeksi melalui kulit. Pada jurnal " Advances in Parasitology" memaparkan , ketika cacing sudah menembus kulit, larva akan beredar melalui pembuluh darah menuju paru-paru dan saluran pencernaan.

Saat sudah mencapai paru-paru, larva akan naik menuju tenggorokan. Saat batuk, larva cacing tambang terbawa menuju mulut. Lalu, larva tertelan dan berkembang di saluran pencernaan, tepatnya di usus kecil. Biasanya terjadi saat kita tidak menggunakan alas kaki saat menginjak tanah. Gejala yang umum terjadi jika sudah terinfeksi cacing tambang adalah adanya ruam di bagian kulit tertentu yang menandakan anak cacing tambang sudah menembus kulit. Setelah itu akan terjadi nyeri perut, diare kehilangan nafsu makan, berat badan turun, terlalu lemah, anemia, dan batuk. Untuk mengetahui terinfeksi parasit cacing tambang atau tidak dapat diuji fesesnya di laboratorium.

4. Cacing Pita (Taenia solenium)

Cacing ini biasanya berada pada hewan mamalia.  Infeksi cacing pita biasanya disebarkan oleh hewan. Hewan mamalia ini terkontaminasi dari rumput atau air minum yang terkontaminasi.

Pada manusia infeksi cacing pita bisa diakibatkan mengonsumsi daging yang belum matang. Pada babi, sapi dan ikan biasanya terdapat cacing pita. Tanda cacingan pada orang dewasa akibat cacing pita dalah : nyeri perut bagian atas, diare, mual dan muntah, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan dan anemia.

Kasus terparahnya jika tidak segera diobati, maka akan menyebabkan kista pada organ tertentu, seperti otak, mata, sumsum tulang belakang. Efeknya tubuh bisa mengalami kejang, kebutaan hingga kelumpuhan.

5. Cacing Cambuk ( Trichuris trichiura)

Cacing ini berkembang biak di usus. Infeksi cacing cambuk terjadi akibat menelan air atau makanan yang terkontaminasi cacing cambuk. Bisa juga karena makan sayuran yang belum dicuci atau dikupas ataupun dimasak.

Penyebaran cacing cambuk bisa terjadi akibat sentuan tangan yang kotor, biasanya ini terjadi pada orang dewasa yang tinggal di daerah dengan iklim panas dan lembab serta lingkungan yang kotor. 

Saat berada di usus kecil, cacing cambuk ini bertelur. Ketika sudah dewasa anak cacing cambuk ini hidup di usus besar. Cacing betina menyimpan telur di tubuh manusia selama dua hingga tiga bulan. Gejala yang ditimbulkan jika seseorang terkena cacingan dikarenakan cacing cambuk, adalah : diare berdarah, sering BAB, sakit perut, mual dan muntah, sakit kepala, penurunan berat badan tiba-tiba dan tidak terduga serta tidak dapat mengontrol buang air besar.

6. Cacing Trikinosis

Jenis cacing ini terdapat pada daging matang yang sudah dihinggapi larva cacing. Setelah masuk ke dalam tubuh,larva berdiam di usus manusia dan akan tumbuh menjadi dewasa. Setelah itu larva akan berkembang biak dan berpindah dari usus ke otot atau jaringan tubh yang lain.

Ngeri ya, itulah kenapa walaupun sudah dewasa sebaiknya juga mengkonsumsi obat cacing setiap 6 bulan sekali, karena kita tidak pernah tahu akan terinfeksi cacing atau tidak. Oleh karena itu jangan lupa mecuci tangan sebelum makan, gunakan sarung tangan saat berkebun dan rutin meminum obat cacing setiap 6 bulan sekali. 

Komentar