Rapid Antigen,Swab Antigen & Swab PCR

12Juli 2021/2 Dzulhijjah 1442 H/08.40

Tiga macam tes pendeteksi terinfeksi Covid19 sudah pernah aku jalani,dan alhamdulillah hasilnya negatif semua. Ya,karena alhamdulillah allah kasih aku antibodi yang tinggi,sampai terdeteksi alergi sperma. 

Pertama kali di rapid antigen,saat menghadiri event dari Acara dari APLI guna mensosialisasikan perbedaan Money Game dan Direct Selling. Tesnya sederhana. Kami diambil darah oleh petugas ber -APD dengan sekali ctek,darahku keluar dan dimasukkan ke alat pendek mirip testpack. Hasilnya garis satu,dan suhu badanku baik2 saja,sehingga aku diperbolehkan mengikuti acara,hari itu.

Swab antigen pertamaku saat event bersama Mom Academy. Saat itu aku di dapuk menggantikan Mom Reza sebagai wakil ketua Mom Academy regional Depok.  Di pertengahan bulan Maret,Mom Reza memintaku menggantikannya karena beliau bekerja sama dengan klien. Aku menerima dan datang ke eventnya di daerah Jakarta Barat. Disana harus di swab dulu,swab antigen.

Malesin nih sebenarnya tesnya,tapi karena harus,mau gimana lagi. Ini pengalaman pertamaku yang cukup menjijikkan,ceritain gak ya? Ceritain aja deh ya,hehe,biar kalian yang mau swab antigen siap2 dulu nih biar hidungnya bersih.

Jadi gini,karena baru pertama,aku mana tahu kalau abis dicolok ke hidung pertama dimasukin ke hidung kedua. Hahahhaa,waktu swab antigen itu,aku lagi flu berat dan banyak umbelnya,kebayang kan? Aku aja ngerasa jijik sendiri. Udah pasrah deh sama hasilnya,hahaha,alhamdulillah negatif.

Swab antigen aku kedua waktu tahu adikku dan anaknya terpapar covid19. Langsung hari ke 3 setelah kontak sama adikku dan anaknya sama ibuku swab antigen. Ini swab antigen pertama buat ibu,sementara aku kedua. Tapi entah kenapa swab kami di klinik Sophia Medika di colok tenggorokannya juga. Kata swabernya karena banyak yang sudah tertular. Hasilnya keluar ada keterangan ini bisa jadi negatif palsu karena disarankan untuk tes ulang atau tes konfirmasi dengan NAAT,terutama bila pasien bergejala atau diketahui memiliki kontak dengan orang yang terkonfirmasi Covid19. 

Sempat merasa lega karena berarti aku dan ibuku aman. Maunya aku semua tes swab supaya ada kejelasan nih. Ternyata keesokan harinya Bapak,adikku dan istrinya yang tinggalserumah sama ibu dan bapak baru swab antigen,hasilnya bapak sama adikku negatif,istri adikku positif,panik. Untungnya ada mess adikku yang mau menampung istri adikku.  Tinggal di mess selama dua minggu,terpisah dari kita dan ngerjain apa2 sendiri,sesekali kita kirim makanan ke sana.

Lapor ke warga kalau adik ipar kena Covid19 langsung dipantau sama Puskesmas. Namanya Bu Bidan Warsinah,aku diminta menceritakan kronologisnya. Setelah itu Bu Bidan memberikan obat,obat flu untuk istri adikku dan ibuku,karena bergejala radang tenggorokan gitu. Kaya orang dikejar maling,aku langsung aja tuh gak pake basa basi. Paling cuma nanya kapan kita di test PCR.  Dari Puskesmas langsung deh aku ke rumah ibuku untuk kasih obatnya,dan pulang,padahal biasanya bakalan berlama2 di rumah ibu sama bapak ngobrol2 bercengkrama,seru. Tapi karena terpatrinya sedang isoman,jadi aku buru2 melaksanakan itu semua,udah kaya the Flash,hehe.

Dirumah langsung mandi,keramas,baju gak digantung lagi. Soalnya dikomplek lagi banyak banget yang kena Covid19  bahkan ada tetanggaku yang meninggal karena terkena Covid19  dan tipes. Jadi lebih aware deh pokoknya. 

Setelah menunggu cukup lama 8 hari dari isoman,akhirnya dapat undangan untuk swab PCR di Puskesmas. Alhamdulillah  banget loh langsung dipantau sama Puskesmas,karena biasanya kalau bayar mandiri satu orang itu bisa bayar 700 ribu,bayangin kalau di kali 4 orang Aku,ibuku,bapakku dan adikku. Bisa 2,8 juta ya kan. 

Waktu untuk Swab PCR tiba. Ampun ini alatnya lebihlangsing daripada yang digunakan saat swab antigen. Kalau swab antigen tuh bayanginnya kayak pake korek kuping dimasukin ke dalam hidung dan panjang,jadi agak tebel gitu kapasnya. Kalau swab PCR alatnya lebih kecil lebih tips kapasnya,dan ampun colokannya lebih nyiksa.

Sampe pengen mau muntah karena petugasnya dalem banget nyoloknya dan gak cuma di colok kayak aku swab antigen di klinik Sophia Medika,tapi di kodek-kodek,sampe pengen muntah. Yang dihidung juga sampe dalem banget dua2nya. Sampe aku bersin gak selesai-selesai,fiuh. Keluar deh seluruh ingus aku,hehe.

Alhamdulillah hasil swab PCRnya juga negatif.

Apa yah perbedaan dari ketiga tes ini?

Rapid Antigen

Tes ini dilakukan dengan pengambilan sampel.darah yang dicek dengan menggunakan cairan antikoagulan untuk mengetahui apakah darah kita tercemar dengan virus Covid19 atau gak. Darah yang diambil.beragam,ada yang hanya sedikir seperti sedang dicek kolestrol,asam urat dan gula darah. Ada juga yang di cek satu ampul. 

Belakangan tes ini sudah tidak digunakan karena dianggap kurang valid,disebabkan virus ini menyerang saluran pernapasan.

Swab Antigen

Tes Swab atau tes usap digunakan untuk mengambil sample di dalam hidung dan ditenggorokan untuk mengetahui apakah ada virus Covid19  di saluran pernapasan kita.  Biasanya sampel hanya diambil dari sekresi cairan di dalam hidung.

Swab PCR

Dianggap tes paling akurat untuk mengetahui apakah tubuh kita terinfeksi Covid19 atau tidak. Di cek menggunakan Polimer Chain Reaction,langsung ketahuan deh CTnya. Dalam swab ini saking akuratnya bisa ada ketahuan CTnya (Cut Of Treeshold Value/Cycle Treshold Value).

Kalau CT tinggi walaupun hasilnya positif berarti tingkat kesembuhannya tinggi. Alias udah mau sembuh nih. Kalau rendah perlu banyak.perawatan.


Apapun tesnya,kita berharap hasilnya negatif ya. Semoga semua selalu dikasih sehat yak. Pandemi ini cepat berlalu. Jadi better cek nya pake Swab PCR,gak papa deh mahal dikit tapi kitanya udah tenang ya kan. 


Semangat sehat semua.

Komentar