Cerita Vaksin

 14 Juli 2021/ 4 Dzulhijjah 1442 H/ 16.57 WIB

Akhirnya Aku vaksin juga,setelah beberapa waktu lalu sempet maju mundur karena ada asma. Jujur setelah PCR kesehatan aku gak baik2 aja beberapa kali bangun tidur dalam keadaan gak enak badan,sesak napas,asmaku kambuh. Cek tanggal, ternyata udah waktunya datang bulan. Kamu gitu juga ga,kalau mau datang bulan?

Aku,termasuk yang anti vaksin nih,sampe sekarang juga gak pro gak kontra tengah2 aja deh. Aku kuliah di Fakultas Biologi,jadi sedikit paham nih masalah vaksin,cuma belum diskusi sama temen2 kampus,kalau sudah mungkin akan dapat jawaban pasti walaupun sudah dapat dan tahu sih,gimana vaksin itu.

Jadi,karena kalau gak ada vaksin kita gak bisa bikin SIM,STNK,jadi mau gak mau  kita harus vaksin. Bahkan vaksin katanya jadi persyaratan orang boleh beraktivitas keluar rumah,masuk akal sih,tapi waktu tadi pagi dapet kiriman soal peneliti Biologi Molekuler menyampaikan teori soal vaksin ini,perlahan aku inget pelajaran mikrobiologi dan endokrinologi. Yups,memang ada hal yang mengerikan jika mRNA masuk tubuh,karena memang vaksin akan baik dan berbahaya tergantung kandungannya.

Berat ya bahasannya,jadi sekarang mendingan ceritain aku vaksin pertama,atau bahas ragam vaksin atau bahas gimana vaksin bekerja dalam tubuh? Semuanya aja yah,kalo waktunya cukup,hehe.

Beberapa waktu lalu,ibu2 senam di komplek aku getol banget ajakin member grup buat senam,eh vaksin. Ibuku sama bapakku antusias banget,karena saudara2 bapak sudah vaksin semua (bude sama pakdeku gitu). Bapak setengah maksa buat vaksin. Aku orang pertama yang menentang,apalagi untuk vaksin hatus menunggu,takutnya ada hal2 yang malah gak diinginkan. 

Waktu itu dianjurkan  buat vaksin di RSUI,daftar online datang dan cuss deh. Aku langsung tanya ke pimpinan senam.yang ajakin vaksin,katanya kalau ada komorbid sebaiknya dapet surat dokter dulu. Bapakku memiliki prostat,ibu kandung empedunya sudah tidak ada,khawatir ereknya kalau bapak sama ibuku vaksin,jadi aku menentang keras,adikku gak,malah dukung supaya vaksin. Pada akhirnya ibu sama bapak.gak.jadi vaksin.

Adikku Ana dapet vaksin dari kantornya,sepertinya Sinovac kalau gak salah. Untuk vaksin kedua adikku menolak karena tetangga rumahnya pembuluh darahnya pecah saat setelah vaksin kedua,sehingga salah satu matanya gak berfungsi lagi. Nah,mungkin karena vaksin ini jadi dianggap positif ya,atau pas positif karena sudah vaksin efeknya jadi ringan. Entahlah.

Adikku Ardi sudah vaksin,efeknya gak ada,malah lapar dan ngantuk aja katanya dia dikasih vaksin merk astrazeneca. Rencananya mau kasih istrinya vaksin soon,tapi gak tahu kapan,karena dia terkonfirmasi positif Covid19.  

Kisah vaksin aku dan suami agak unik. Suamiku ini adalah satu-satunya orang di keluargaku yang gak pernah di swab. Anti banget. Dia dapet kabar dari kantornya untuk wajib vaksin tanggal 12 Juli 2021,awalnya enggan dan mau menolak,tapi sebuah kisah membuat dia gak berpikir dua kali untuk vaksin.

Teman sekantornya,Jorgi namanya,prokes banget,duduk kalau dikantor sukanya mojok,tapi dia kena covid juga. Sekeluarganya yang biasa saja,aman gak.kena covid,gegara itu suamiku memutuskan untuk.vaksin,selain kalau gak vaksin nanti gak bisa bikin SIM atau STNK. 

Aku sudah bersoa banyak untuk suamiku supaya lancar saat vaksin nanti,suamiku takut jarum. Apapun yang berbau dengan jarum,dia pasti takut. Pernah waktu itu diambil darah di hermina.karena ada gangguan pencernaan dan demam. Pengambilan darah harus ada aku. Biasanya dia peluk aku,atau aku ajak ngobrol apa aja biar gak ngeh sama jarum suntik.

Entah kenapa dia phobia jarum suntik,ditanyain ke mamanya juga mamanya gak tahu,hahaha. 

Malam hari bos suamiku dari Lintas Arta kasih tahu kalau boleh bawa istri dengan membawa fotokopi Kartu Keluarga. Otomatis aku mau ikut,pikirku daripada ribet cari2 lagi,mending ikutan gratis nih,aku juga jadi kepikiran kalau gak vaksin,aku gak bisa punya SIM,gak bisa kemana2 kala PPKM sudah selesai.

 Keadaan aku gak terlalu baik2 saja nih,agak flu dan kadang kumat asmanya. Tapi gak sepaah waktu beberapa tahun lalu sampai gak bisa napas. Setelah menyedot seretide,aman. Bismillah,semoga gak ada efek parah setelah vaksin. Bapak sama Ibu semi melarang dengan mengatakan jangan dipaksain kalau memang gak boleh karena gak fit ya mba. Aku dan suamiku mengiyakan membuat mereka tenang.

Tadinya mau pinjem mobil adikku,mau nyetir sendiri  gitu katanya. Tapi karena aku orangnya tuh selalu ingin thu,sebelum vaksin,sempet2nya nanya2,browsing2 dulu efek vaksin. Aku coba yakinkan suamiku untuk gak usah pinjem mobil adikku buat nyetir sendiri. Better naik tranaportasi online deh,daripada kenapa2 dijalankan.

Pilihan kita jatuh ke Gocar karena ada promonya gitu,hehe.Perjalanan kita ke Menara Thamrin Lintas Arta yang biasanya ditempuh 2 jam ini cuma 30 menit karena sekarang udah ada jalan tol. Sempet khawatir karena menurut drivernya banyak jalanan yang ditutup nih.

Setengah perjalanan driver  bilang kalau kita harus punya surat tugas,kalau gak ya gak bisa lewat,waduh,bener aja pas di Bundaran HI ada petugas yang nunggu kita nih buat kasih surat tugas,tapi kaya formalitas aja gak dilihat banget karena petugasnya lebih percaya sama aplikasi driver onlinenya,hehe.

Sampe di Lokasi,kita diminta memutar untuk isi data diri,eh kartu keluarganya gak diminta ternyata,hehe. Setelah itu kita ditensi kalau tekanan darahnya tinggi diminta menunggu 10-20 menit,kalau  ternyata masih tinggi juga suruh tunggu sampai tekananan darahnya  normal. 

Makanya kalau mau vaksin sebaiknya tidak begadang,cukup makanan bergizi dan tidak panik.  Disarankan untuk tidak minum obat2an. Dibawa santai,karena kalau panik nanti tekanan darah naik dan otot jadi mengeras.

Setelah tensi darah,ke bagian lokasi penyuntikan. Di tempat ini aku ditanya oleh dokternya apakah asma nya sering kambuh dan kalau dapat serangan bisa sangat parah.males balik lagi gak disuntik yak,aku bilang paling mengik dokter kalau malam. Lolos deh boleh disuntik.

Suamiku disuntik lebih dulu,karena dia takut sama jarum suntik,makanya kita sampe 5 orang ngerayu plus ngajak ngobrol dia soalan nasi padang,tujuannya supaya gak fokus ke jarum suntiknya,hehe. Berhasil,dia gak ngeh tuh padahal udah selesai.hehe,. Giliran istrinya yang suntik eh malah ditinggal ya italah mana berani dia ngeliatin aku di suntik,haha. Tapi kan jadi gak ada yang fotoin yak. Akhirnya aku WA minta tolong suamiku untuk fotoin,hehe. Pada gawai nyuntiknya,gak berasa sakit,cuma sebentar aja,cusss.

Setelah itu kami diminta untuk duduk di tempat observasi jika ada gejala yang tidak lazim diminta kembali mendatangi dokter. Aku gak ada rasa apa2. Sementara suamiku meraskaan pusong. Aku minta dia untuk konsultasi ke dokter tapi dia menolak.  Kita langsung pulang,karena drivernya setengah memaksa agar kita menggunakan dia kembali dengan tarif sama. Dia mau nunggu. Karena kita pikir akan sulit dapet transportasi online jadi kami sepakat. 

Di mobil dalam perjalanan pulang,suamiku ngerasa pusing tapi masih harus mengurus pekerjaannya,sementara aku sempat tertidur sebentar. Drivernya ngajakin kita ngobrol,dia penasaran efeknya. Dia mau vaksin keesokan harinya. Sempet ngobrolin tentang memiliki anak lewat alternatif,wah paksu mana mau,hmmm doain yah suamiku mau berusaha lebih,karena dia ini sulit kalau belum ada keinginan dari diri sendiri.

Sampai di rumah,aku gak berasa apa2. Sementara suamiku demam dan berat banget kepala katanya. Aku kasih dia paracetamol. Tidur lelap sampai kurang lebih 2jam. Begitu bangun sudah mendingan katanya,nah aku baru ngerasain pegel ditangan yang disuntik malamnya,sampai keesokan harinya masih pegel. Kata teman2 ku itu wajar,karena ada juga yang bisa ngerasain pegel 4-5hari,beda2. Paling dikompres air hangat aja. Sekarang hari keempat setelah vaksin,udah biasa aja,alhamdulillah. Suamiku juga cuma demam dan pusing sebentar.

Oh iya kita menggunakan vaksin sinovac. Beberapa merk vaksin yang beredar di Indonesia,ada sinovac,astrazeneca,pfizer,sinopharm dan yanterbaru,diutqmakan untuk para nakes di suntikan vaksin ke tiga  adalah vaksin merk moderna.

Selanjutnya tulis apalagi ya? Oke sepertinya soalan beda merk vaksinnya menarik nih. Oh iya dosis yang aku dapatkan adalah 0,5 ml. Dua minggu kemudian vaksin kedua jadi total 1ml yang dimasukkan ke dalam tubuhku berupa vaksin covid yang dilemahkan,hmmm,kita cari tahu tentang si vaksin dan cara kerja vaksinnya yuk ditulisanku selanjutnya.

Yuk,ceritain kisah vaksin kamu di kolom komentar ya.




Komentar