Building Strong Mental Health During Pandemic- Inspigo

 1 November 2020/ 14.05 



Welcome November, gak terasa sudah beberapa bulan kita #Stay At Home. Rutinitasnya banyakan di rumah aja, beberes rumah, berkebun, declutering dan banyak lagi. Ketemunya sama keluarga inti lagi, sama keluarga inti lagi. Kuliah juga online, sekolah juga online. Biasanya bisa hangout bareng, ini harus seharian di depan laptop, pake earphone dengerin, perhatiin materi. Apa2 dikerjainnya dari rumah, Bosen banget kan? 

Beruntung banget aku lewat Influencer Wanita diajakin untuk ikutan acara live di Youtube  Bear Brand bekerja sama dengan Inspigo, Generasi #BisaBanget SkillUp Project By Bear Brand. Ini Episode kedua yang aku ikuti, Episode pertama seputar cara mengatur keuangan. Untuk Hari ini acara diskusinya seputar kesehatan mental, bersama dr. Jiemi Adrian seorang Psikiater dan Marcella FP seorang Penulis buku NKCTHI (Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini).

Masih Ada nih sampai tanggal 8 November acaranya. Dengan Tema yang berbeda setiap jam 13.00 WIB. Acara ini berlangsung dari tanggal 31 Oktober, 1 November, 7 November dan 8 November. 4 tema yang dibahas di acara Generasi #BisaBanget Skill Up Project By Bear Brand ini keren2 banget. Tema 1: Reach Your Goals in Uncertain Condition. Tema2 : Build Strong Mental Health During Pandemic. Tema 3: Unleash Your Creativity While "Di Rumah Aja". Tema 4: Standing Out In The Sea Of Competition.  Narasumbernya keren-keren banget loh, kali kemaren itu pembicaranya Samuel Rey dan Lizzie para pengusaha yang sudah terkenal wara-wiri di usaha milenial. Kalau hari ini narasumbernya adalah dr. Jiemin seorang psikiater dan Marcella penulis buku yang booming langsung jadi film NKCTHI. 



Keren banget acaranya, setelah acara inti berlangsung kita bakalan dikasih tambahan tips, seperti kemarin ada tips mengatur keuangan dari Fellicia dan kesehatan dari Petite Diva. Hari ini apalagi yah, jadi penasaran karena tiap episode tipsnya berbeda. Selain itu kita juga bakalan dihibur oleh band indie yang keren-keren. Hari ini band Mocca favorit aku yang bakalan kasih hiburan, duh suka banget sama suara vokalisnya. Kemarin vokalisnya Ardhito Pramono (salah satu pemain di NKCTHI) nih. 

Pertama acara dibuka dengan tips dari Petite Diva untuk tetap stay health di era pandemi ini. Diva memberikan banyak tips nih supaya terus sehat di era pandemi seperti sekarang ini. Bagaimana bisa deal dengan pandemi seperti sekarang ini.



Coping With Stress During This Difficult Time

Tips 1. Manage Workspace

Karena kita bekerja dari rumah, maka usahakan meja dan kursi yang digunakan nyaman. Buat senyaman mungkin dengan menggunakan aromaterapi dan file-file yang tidak berguna, sehingga bisa bekerja dengan lebih fokus dan nyaman.Susun meja dengan baik dan rapih, buat mood kamu happy.

Tips 2. Declutter Your Living Space

Kalau rumah berantakan  akan membuat kita untuk tidak fokus bekerja. Coba pilah dan pilih barang yang masih dibutuhkan dan bisa digunakan. Donasikan barang yang sudah tidak terpakai kepada orang yang membutuhkan. Kalau barangnya jarang dipake mendingan dikasih ke orang lain aja. Jangan nyimpan barang dari mantan nih, eh tapi kalau barang itu bermanfaat gak papa juga sih. Barang yang mengandung kenangan boleh lah, kaya kenang-kenangan waktu pergi ke Borobudur atau tempat wisata lainnya, boleh banget tuh. Belajar untuk bisa declutering barang tuh bisa bikin bahagia loh, karena kita bisa belajar melepaskan barang yang kita miliki, dan pastinya dapet pahala, ruangan di rumah kita juga jadi lebih lega.

Tips 3 . Limit Your  Screen Time (Reading and Watching)

Kasih batasan waktu berselancar di dunia maya. Mata dan otak kita itu butuh istirahat, jadi jangan dibuat nonstop melihat layar, berselancar di dunia maya dll. Berita di televisi kadang juga bisa bikin kita menjadi lebih stress. Sayangi diri kita dengan membatasi ya.

Tips 4. Starting Conversation With Closes People To Share Feelings

Perbanyak komunikasi dengan orang terdekat seputar permasalahan yang kamu miliki dengan orang terdekat seperti suami atau orangtua atau keluarga terdekat. Jalin emosional yang lebih baik antar keluarga dan orang terdekat. Perbaiki komunikasi dengan anggota keluarga. Atau sahabat terdekat, jadi kalau ada masalah jangan dipendam sendiri.

Tips 5. Do What Makes You Happy At Least 1 Hour Per Day

Lakukan apapun yang kamu suka selama 1 jam sehari tanpa ada yang mengganggu. Sesuatu yang bisa membuat kamu rileks seperti memasak, berendam di air hangat atau apapun. Misalnya masak tapi hail masakannya kurang enak, lakukan saja, yang penting kamu merasa bahagia saaat melakukannya.

Menurut Marcella, yang perlu disadari dari keadaan pandemi kali ini adalah, tidak  ada yang pasti karena semuanya akan tergantung pada perubahan yang terjadi. Jadi kita harus lebih sering beradaptasi sebagai makhluk sosial. Sedangkan menurut dr. Jiemin kita harus bisa menghadapi stres yang kita miliki bukan melarikan diri dari stres yang ada.

Yang dilakukan oleh Marcella dibulan-bulan awal saat pandemi berlangsung dan semua orang harus Stay At Home, Marcella merasa perubahan yang sangat besar, dari yang awalnya mengalami kegiatan yang sangat cepat di 2019, di tahun 2020 langsung kaya freeze, keder ya, biasa beraktivitas banyak , pergi-pergian terus eh harus diem aja di rumah. Ini bisa dibilang anxiety karena tidak teratur kehidupannya.

Yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang adalah dilihat dari biologis orang tersebut, pola pikir, pola asuh dan kebutuhan sosial. Manusia adalah makhluk sosial, jadi saat stres ada naluri untuk bisa share ke orang lain, tapi saat pandemi, jadi jarang nih bisa ketemu sama orang lain. 

Marcella, akhirnya berusaha mencari tahu alasan stress yang dirasakan, selama 3 bulan Marcella mencoba mencari tahu sumber stresnya, karena suka tetiba, nangis dan mau marah tiba2. Ternyata masalahnya karena tidak bisa bersosialisasi dengan banyak orang, cuma rebahan aja, banyak tidur dan gak olah raga. Makanya jadi banyak stres. Kebayang kan kalau biasa beraktifitas banyak terus tiba-tiba gak ngapa-ngapain. Enenrgi yang banyak jadi gak tersalurkan, akhirnya Marcella melakukan meditasi, olahraga teratur, tidur teratur dan lebih rutin lagi dalam melakukan kegiatan sehari-hari yang bermanfaat.

Menurut dr. Jiemin pada setiap orang itu akan menjadi berbeda pada setiap orang. Yang terpenting dicari adalah sumber stresnya terlebih dahulu. 

Kenapa pandemi dapat meningkatkan tingkat kecemasan setiap orang? Karena pandemi ini datangnya tiba-tiba, sehingga bisa membuat orang merasa cemas (potensi ancaman), jadi badannya ada di rumah tapi pikirannya kemana-mana atau ketakutan atau over thinking. Karena pada dasarnya setiap manusia itu membutuhkan untuk survive.  Karena hanya jika berhenti di pikiran atau ide tidak dipraktekan maka itu disebut over thinking. Jadi kenali dulu emosinya. Karena setiap emosi memiliki kebutuhannya masing-masing. 

Untuk generasi muda yang stres, hati-hati nih, karena itu akan mempengaruhi tubuh kita. Saat kita cemas, jika dirasakan dibadan jantung pumping lebih cepat dan nafas tidak lega, kemudian ada ketegangan di bahu. Selain itu stres juga bisa menyebabkan Gerd atau asam lambung meningkat drastis dan kita jadi gak bisa ber aktivitas. Salah satu cara menyeimbangkannya adalah dengan berolahraga. Karena dengan berolahraga bisa membantu kita menyeimbangkan hormon.

Menurut Marcella, untuk mengurangi overthinking, adalah dengan cara journaling sebelum tidur dengan menuliskan apa saja hal-hal yang membuat bahagia, walaupun hal kecil. Karena badan kita ini memiliki batas, jadi gak bisa semuanya diselesaikan sama kita sendiri. Generasi #BisaBanget ini suka pengen cepet selesai. Jadi kita bisa membagi apa yang kita pikirkan ke dalam buku, dengan kembali menuliskan apa yang ada dalam pikiran, dan bisa diwujudkan. Great.

Menurut dr. Jiemin saat kita journaling gak cuma sharing ke buku apa yang dipikirkan, tapi juga sedang mengidentifikasi dan membantu memperlambat pikiran kita yang overthinking. Buat jadwal overthinking, karena sebenarnya overthinking juga dibutuhkan untuk membantu menyelesaikan masalah. Misalnya jadwalkan overthingking jam 7-8 malam, setelah itu selesai. Selanjutnya tuliskan di buku. Coba pikirkan apa yang kita pikirkan ini ada gak dalam kendali kita, kalau gak ada stop mikirin hal tersebut. 

Kita butuh sekali untuk melatih rem overthinking supaya kita bisa mengendalikan kapan kita overthinking, kapan kita harus berhenti overthinking

Komunikasi melalui audio visual apakah bermanfaat?

Marcella- Sejak menyadari stres yang ada, maka Marcella mulai menjadwalkan audio visual dengan teman-teman dan melakukan banyak komunikasi melalui audio-visual seperti zoom dll. Jadi saat ini Marcella menggunakan masa pandemi untuk menjalin komunikasi dengan anggota keluarga yang mungkin sebelumnya jarang dilakukan. Atau merenungi apa saja yang sudah terjadi dan kenapa bisa seperti itu.

Dokter Jiemin- Komunikasi Audio visual cukup membantu mengurangi stres, karena kita gak pernah tahu kapan pandemi akan berakhir. Jadi yang kurang baik dalam bersosial media adalah dengan melihat temannya pergi saat pandemi, kita jadi merasa sedih kenapa kita gak bisa melakukannya. Jadi jangan pernah bertanya kenapa? tapi buat pertanyaan, Apa yang bisa kita lakukan, dan lain-lain. Jadikan diri kita sebagai subjek yang bahagia bukan subjek yang menderita.  Tanyakan pada diri sendiri bukan menyalahkan orang lain, buat banyak pertanyaan apa yang bisa saya perbuat.

Kalau sedang mumet banget, apa yang dilakukan?

Pelajari alasan, dan cari sumbernya, karena dengan stres maka tubuh akan menjadi sakit. Cari solusinya, cari tahu lewat sains atau ngobrol dengan psikolog, sehingga mendapatkan penjelasan dengan baik. Perbaiki pola hidup, atur deh antara makan, olahraga, ibadah harus seimbang. Jadi yang harus dilakukan adalah bangun pagi, berjemur, makan sehat, tidur, teratur. Hal itu membuat kebiasaan buruk kaya tetiba pengen marah, nangis, jadi hilang. Mulailah akhirnya berkarya. Bisa dengan menambah ilmu seperti kursus make-up, ukulele, masak dan lain-lain. Berusaha mensyukuri yang dimiliki dan menambah ilmu.

Cara mengelola stres di era pandemi seperti sekarang ini?

Belajar dari orang-orang jaman Prasejarah, saat melihat harimau mereka lari kemudian mencari tempat aman dari harimau atau bertemu gerombolan temannya. Manusia jaman sekarang berharap dengan duduk bisa hilang stresnya, itu tidak bisa. Manusia perlu bergerak. Misalnya dengan acara online 20 menit, maka 10 menit bergeraklah. Jadi memang butuh bergerak untuk mengurangi stres. Selain menghadapi bisa juga dengan cara menghadapinya.  Caranya dengan apa? Dengan beribadah atau beristirahat dengan baik. Atau bisa juga dengan memiliki hewan peliharaan. Bisa pergi ke toilet tau melakukan stretching

Kadang kita tuh suka bekerja diluar batas manusia. Jadi saat sudah merasa gak nyaman, fokus sama solusi dan tidak memperbesar masalahnya. Kalau kita gak nyaman sama orang dikomunikasikan, tapi kalau gak bisa ketemu jalan keluarnya ya lepasin aja. 

Berlatihlah untuk ramah ke diri sendiri. Gak semua bisa dikendalikan oleh diri kita sendiri. Bikin list tapi fleksibel gak usah terlalu straight. Banyak mensyukuri atas apa yang diperoleh hari ini.  Jadi lebih baiklah terhadap diri kita sendiri, jangan hanya kepada orang lain saja.

Kadang ada juga nih orang yang perfeksionis sampai melupakan waktu makan dan minum , karena mengikuti kuliah online, dan merasa harus mengikuti detik per detik? 

Stres datang dari dua lini:

1. Eksternal

Dari orang di sekitar kita. Seperti keluarga, kantor, teman dan banyak lainnya.

2. Internal

Stressornya adalah seseorang membuat standar sendiri untuk keberlangsungan pekerjaannya tapi harus diingat karena kita membutuhkan istirahat. Karena semua manusia itu gak sempurna, jadi berikan diri untuk makan , istirahat, jangan sampai gegara kuliah online jadi lupa melakukan atau memenuhi kebutuhan hidupnya. Ramahlah pada diri sendiri. 

Bagaimana cara menerima dan adaptasi dengan keadaan? Dengan nonton beberapa film yang memotivasi. Ada satu quote dalam sebuah film yang bikin aku terinspirasi banget, "Apapun yang gak bisa di rubah berarti kita harus bisa menerima" The power of Adaptasi. Begitu menurut Marcella. Saat malas melakukan apapun Marcella belajar melakukan hal yang dimau terlebih dahulu. Misalnya, aku lagi mau bikin youtube channel atau bikin blog. Pokoknya gak usah di bandingin sama orang lain, tapi dengarkan diri sendiri terlebih dahulu. Lakukan saja makan teratur, olahraga dan bangun pagi.

Ada beberapa orang yang suka menjadi tempat curhat temen-temennya, padahal sementara orang tersebut sebenernya juga hidupnya masih berantakan. Bagaimana caranya supaya menjadi pendengar yang baik, tapi gak kebawa sama masalahnya orang yang curhat sama kita. Untuk menjadi psikiater atau psikolog mendengarkan adalah mata kuliah yang dipelajari sebanyak 4 sks dalam kuliah psikologi. Saat kita mendengarkan orang lain, sebenarnya kita suka gak sadar sama ritme tubuh kita. 

Harus di sadari nih,setidaknya kalau mau menjadi pendengar yang baik,kita harus tahu tentang diri sendiri kita terlebih dahulu.  Pasang boundaries saat mendengarkan orang lain, ingat kamu adalah teman yang mendengarkan bukan menyelesaikan masalahnya, tapi hanya menjadi pendengar yang baik. 

Tips dari dokter Jiemin

Pertama, Jadikan temanmu sebagai subjek (Kamu pasti mau bercerita terus tapi aku lagi gak nyaman nih, kita lanjutin besok ya, takutnya aku reaksinya gak sesuai dengan yang kamu inginkan). 

Kedua, minta waktu pada diri sendiri untuk break mendengarkan kisah orang tersebut. Kita yang lebih tahu butuh waktu berapa menit untuk healing dan gak baper sama masalah orang atau teman yang curhat pada kita.

Beri batasan, saat kita mendengarkan curhat orang lain, omongin aja ke teman yang curhat, butuh di dengarkan atau membutuhkan solusi?Marcella menganalogikan dirinya sebagai gelas. Jika gelas dia lagi kosong maka gak akan ada yang bisa dia berikan maka lebih baik ditunda curhatnya.

Ternyata toksik gak hanya hal negatif aja loh tapi ada juga toksik  positif. Baru tahu kan ya? Ternyata toksik positif itu adalah setengah memaksa kepada orang lain untuk mengganti emosi negatifnya ke emosi positif secara singkat. Seharusnya pahami dulu peraaan negatifnya dan pelan-pelan berikan rasa positif pada teman yang curhat. Pertama, terima emosi lawan bicaramu. Oh iya saya paham kamu sedih.

Marcella menjelaskan bahwa, helping each other and changing each other itu beda. Karena dengan menolong orang lain itu adalah hanya dengan mendengarkan dan membantu bukan dengan mengubah orang lain untuk bisa atau mau mengikuti nasihat kita, itu akan menjadi stres baru buat kita,apalagi kalau orang tersebut tidak mengikuti nasihat kita. Belajarlah menjadi pendengar yang baik.

Jadi berusaha memahami orang lain, bukannya merubah orang lain. contoh seperti, sudah membantu memberi uang terus gagal, akhirnya jadi marah-marah, padahal seharusnya, ya sudah, kita sudah bantu, hasilnya bagaimana kembali ke orang yang kita bantu.

Mengikuti acara yang bermanfaat bisa membuat kita lebih banyak ilmu, terutama yang berhubungan dengan mental health. Karena setiap orang akan menghadapi semua ini dengan cara yang berbeda. Salah satu caranya adalah dengan menerima. Apa yang Marcella pikirkan adalah bagaimana saat sudah meninggal dunia, orang-orang mengingat karya Marcella. Sehingga membuat Marcella terus berkarya.

Saat kita takut bergerak karena keadaan pandemi seperti sekarang ini, berarti sama dengan menghindari bergerak karena pandemi yang ada. Sebenarnya kalau bergerak dan tidak dapat apa-apa itu tidak masalah, yang penting kita sudah berusaha. Daripada hanya berpikir untuk melakukan hal yang besar, tapi gak dikerjain-kerjain, mendingan lakukan hal-hal yang kecil yang bisa dilakukan.Lakukan kebaikan kecil yang bisa berdampak untuk orang lain. Lakukan rutin sehingga hasilnya besar.

Menurut Marcella FP Generasi #BisaBanget adalah generasi yang punya banyak waktu dan energi untuk membuat sebuah karya yang bisa mencari solusi untuk sekitar dan memberi perubahan yang signifikan untuk sekitarnya.

Menurur dr. Jiemin Generasi #Bisa banget itu biasanya yang banyak berpikir gak bisa sebelum melakukan apa-apa. Jadi jangan biarkan diri kita, hanya berpikir tapi tidak melakukan apa-apa, karena akan membuat tidak baik pada tubuh kita.

Kenali dulu emosinya dan lakukan caranya sesuai dengan kapasitas tubuh setiap orang. Stay Healthy and Keep strong.

Acara selanjutnya Felicia memberikan tips Bertahan dalam Krisis pandemi:

1. Cut Spending

Potong pengeluaran yang gak diperlukan, dengan cara PERK ( Postpone, eliminate,Reduce,Keep). Kelompokkan pengeluaran kita menjadi, mana yang bisa ditunda, dihilangkan, dikurangi dan dipertahankan. Hal-hal yang masuk ke dalam Keep (biaya makan sehari-hari, memberi ke orangtua, listrik, internet, transportasi, sedekah, uang sekolah anak). Sementara yang harus dikurangi adalah biaya, makan-makan cantik, delivery makanan dan belanja di e-commerce. Kurangi frekuensinya dan lama-lama bisa dihilangkan. Yang harus di eliminasi adalah seperti kartu member gym, atau subscribe di salah satu website,kartu kredit bisa mulai di tutup sehingga masuk ke pos eliminasi. Pos keuangan yang bisa di postponed atau di tunda adalah : renovasi rumah, beli mobil atau beli gadget.

2. Save More

Karena sudah banyak yang dieliminasi, maka diharapkan tabungan akan menjadi banyak dan dana darurat menjadi lebih banyak. Alokasikan untuk mengikuti asuransi kesehatan. Kalau sudah ada BPJS ya berarti tabungan bisa disiapkan sebagai dana darurat atau kebutuhan lainnya.

3. Kalao kepepet, Restrukturisasi Hutang

Bisa nih, coba minta pengurangan biaya pencicilan, karena ini merupakan program pemerintah. Bisa dengan mengurangi bunga, atau menambah lama pembayaran. Ini adalah hal wajar di masa pandemi ini, yang penting memiliki itikad untuk membayar. Atau hanya membayar bunganya saja dulu selama pandemi ini.

Acara ditutup oleh performance band Mocca,duh nostalgia banget nih sama grup band yang satu ini.

Stay Healthy,Stay positif and Stay produktif ya.








 





Komentar

  1. Aku lagi berusaha ngurangi over thinking mbak. Makasih tips nya. Bener kalau Kita harus selalu mengelola stress biar hidup bisa tenang dan nggak dikit-dikit marah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya,kalo kaya gitu kan orang jadi males deket2 sama kita yak.

      Hapus
  2. Bahasannya. cukup berat nih buat saya. Tapi betul itu kalua minimum satu jam luangkan waktu buat melakukan hal yg kita sukai (me time) saya sih biasanya baca dan atau main game. Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bemer banget kak,kadang udah ribed banget aku mah butuh merem aja deh sekejap biar gak runting.

      Hapus
  3. Emang deh, sepanjang pandemi karena semua online sebenarnya bikin lelah juga. Melihat layar alias screen time kelamaan ternyata nggak baik ya. Butuh jeda juga. Makasih untuk informasinya yang padat banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe,terlalu padat yah,harusnya dibagi part2nya,hehe,lagi mood nih nulisnya akoh,hihi

      Hapus
  4. Pandemi ini emang banyak menyebabkan masalah kejiwaan ya kak, salah satunya strees ya. kita perlu banget memanajemen diri supaya bisa tetep produktif dan waras dimasa pandemi

    BalasHapus
  5. ilmu yang sangat berguna apalagi yang declutering itu memang bikin lega

    BalasHapus
  6. Aku paling mengutamakan me time nih mba karena kerasa hasilnya jadi lebih fresh dan engga gampang stress dan jauh lebih bahagia hehe...

    BalasHapus
  7. Kalau udah sumpek banget emang kupaksain me time sih daripada anak yg kena huhuu. Meski cuma ntn film ajaa, sejam dua jam.

    BalasHapus
  8. Declutering barang2 itu pekerjaan yang hampir mustahil dilakukan kalo tinggal di rumah keluarga besar 😶.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke blog saya. Insyaallah saya akan berkunjung balik. Silahkan berkomentar dengan sopan, dan berbagi tips untuk sesama pembaca.