2 Juni 2020 18.49
Assalammualaikum semua, sudah hari kedua di bulan Juni nih. Bulan ini masa tenggatku bayar dot com untuk setahun ke depan. Janji manisku sih, bisa setiap hari mengisi blog ini dengan segala macam hal yang berfaedah, selain menuliskan review dan beberapa job lainnya, di blogku ini. Hari ini aku mau bahas terkait hari lahir.
Ada apa dengan hari lahir? Sebenarnya banyak orang tidak memperdebatkan hari lahirnya, semuanya sepakat kalau hari lahir setiap orang itu istimewa, dari mulai perjalanan kisah cinta ayah dan ibunya sampai lahirnya seseorang di muka bumi itu pasti punya cerita dan alasan yang berbeda.
Perayaannya yang menjadi perdebatan, ada yang bilang perayannya mengikuti kaum nasrani. bahkan Om dari suamiku pernah cerita tentang sejarah topi ulang tahun berbentuk kerucut nih. Konon katanya para muslim Andalusia menggunakan topi kerucut dan jubah yang disebut Sanbenito untuk menandakan bahwa dirinya telah murtad. Tiup lilin juga menjadi salah satu hal yang bertentangan dengan ajaran islam.
Bagaimana Rasulullah s.a.w mencontohkan dalam menghargai hari lahirnya? beliau shaum dan memperbanyak amalan baik, sebagai tanda mensyukuri kelahirannya.
Hmm, Flash back lagi nih, aku anak pertama yang terlahir di tanggal 13 Januari 1984. Cerita Boendaku, beliau menungguku cukup lama 6 bulan, karena konon sesama rekan kerjanya usia pernikahan kurang dari 6 bulan sudah dikaruniai buah hati. Sempat ketar-ketir, alhamdulillah di usia pernikahan Boenda yang ke 6 bulan, aku diamanahi oleh Allah ke rahim Boendaku. BAhagia, pasti, cucu pertama dari anak pertama di keluarga Boendaku.
Aku termassuk bayi yang besar, pada saat menjelang kelahiran, Boenda di ramalkan oleh dokter HPL (Hari perkiraan Lahirnya) tanggal 8 Januari 1984. Karena heran, di tanggal itu tidak merasa mulas, maka Boenda melakukan hal-hal yang bisa merangsang kontraksi, seperti jalan bagai tentara, mencuci baju, naik turun tangga. Pokoknya pekerjaan yang lumayan berat dikerjakan terus sama Boenda, karena Boenda merasanya HPL harus sesuai, hehehe.
Begitu tanggal 13, bress, air ketuban keluar. Dokter yang biasa memeriksa Boenda lagi lari pagi tuh, tapi demi membantu melahirkan aku, dokternya balik lagi ke rumah sakit yang ada di pasar Minggu, kalo gak salah namanya Panti Rahayu, sekarang udah gak ada rumah sakitnya, berubah jadi pusat perbelanjaan.
Karena banyak air ketuban yang keluar, Boenda sudah gak sanggup ngeden, akhirnya aku di Vakum, blup.... katanya alatnya mirip yang buat sedot WC tuh, hiyah. setelah keluar dengan selamat, kepalaku kata Boenda mirip startrek, makhluk planet, lonjong, hehe. Alhamdulillah pas proses kelahiran gak terjadi apa-apa sama otakku,kalo iya aku gak bisa nulis selancar ini deh, hehe. Dan ternyata suamiku tuh sama loh proses kelahirannya, hahaha, jodoh dari lahir.
Boenda anaknya ada 5. Prosses kelahiran anak kedua biasa aja, adikku Ibrahim Dwi Sapto, tapi usianya gak lama, hanya seminggu. Beliau mengalami gagal jantung, sejak lahir katup jantungnya sudah tidak sempurna, meninggal saat aku mulai usia 2 tahun. Aku tidak mengingat detail wajahnya, hanya aku ingat, bapak menggendongnya dalam balutan kain jarit dan aku memainkan beras tempat orang-orang menaruh uang duka. Aku mengantar sampai pemakaman, seingatku aku berjalan kesana tidak digendong, aku tidak melihat Boenda. Boenda menunggu di rumah karena sedih, tidak sanggup untuk melihat sang buah hati yang dikandung selama 9 bulan meninggal dunia. Sampai sekarang Boenda belum pernah berziarah ke makam adikku di belakang Pasar Agung, karena mash sedih? entahlah aku tidak enak menanyakannya.
Adikku yang kedua Rahmawaty Afrliana, rejeki buat Boenda dan Bapak nih. Saat itu Boenda sedang berusaha masuk BPS, berniat pindah kerja dari BKPM. Semua tes sudah dilalui, waktu tes fisik, gagal deh, karena ternyata hamil adek kedua ku nih. Kehamilan ketiga Boenda agak unik nih. Waktu saatnya melahirkan, adikku ada aja ulahnya dalam perut. Dateng ke dokter karena merasa sudah mulas, ternyata baru pembukaan dua dan gak naik-naik, kata dokternya suruh tunggu seminggu lagi, dan benar adanya pembukaannya naik lama banget. Hal ini juga terjadi pada saat kelahiran anaknya adekku Ana. Satu harian nungguin pembukaan dari step satu ke step berikutnya.
Adik ketiga ku Abdurrahman Januardi, paling menyenangkan kata Boenda lahirannya, karena sudah dikasih jalan sama ketiga orang kakaknya, jadi deh dia lahir saat bidannya baru ganti pakaian, kata Boenda, adekku lahirnya paling mudah, paling cepet, gak nyusahin siapa-siapa.
Kalau adikku yang ke-4 belum sempat dilahirkan belum sempat dikasih nama, Boenda sudah keguguran.
Hmmm, pasti cerita kelahiran kamu dan saudara-saudaramu berbeda-beda nih. Sejujurnya aku lihat video ini abis nonton youtubenya Zaskia Adya Mecca panutanku. Oh No, dia hamil keliam dan gak siap, sempet mau ngegugurin dan nyalahin banget suaminya karena gak pas lihat kalendernya. TApi saat konsultasi dengan dokter Musa kesayangannya, dokternya bilang bukan Hanung yang salah, sekeras apapun berkehendak tidak menginginkan sang jabang bayi, kalau ternyata Allah berkehendak untuk membuat anak itu tetap terlahir ke dunia, pasti tetap terlahir.
Hmmm, gak bisa ngejudge Zaskia salah sih sama suaminya, setiap orang bebas kok berekspresi atau punya perasaan yang gak seperti seharusnya, apalagi di masa pandemi kaya gini. Mungkin tadinya mereka sudah berplanning untuk naik haji tahun ini tapi gagal karena pandemi, eh malah dikasih rejeki anak. Pelajarannya adalah, allah itu ngasih sesuatu itu gak mungkin kalau gak ada pelajarannya, dan manfaat di dalamnya, plus allah itu gak akan nguji hambaNya melebihi batas kemampuannya. berarti mereka berdua kan diberi kemampuan untuk punya anak lagi.
Hmmm, sementara aku sama suami mungkin belum dianggap mampu memiliki anak dari segi finansial, mental dan banyak hal, iya gak sih suka pikir gitu gak, yang belum dikasih momongan? Koreksi yah kalau aku salah.
Berawal dari situ, aku sih jadi mikir, hari lahir itu istimewa, gak salah kalau ada yang merayakannya. Yang salah adalah merayakan dengan cara yang tidak seharusnya dilakukan oleh kaum muslim, seperti:
1. Tiup lilin
Buat aku pribadi, tiup lilin itu menjijikkan, sekarang nih pas ada pandemi ini, coba pikir deh, saat seseorang yang ulang tahun meniup lilin, apa yang terjadi dengan kuenya? seperempatnya pasti kena droplet dia dong, mau gak mau. Nah, kebayang kan berapa banyak virus berkembang biak di kue itu? Kalau ada ultah di kelas ku dulu waktu masih ngajar jadi guru kelas, dan ada ortu mau tiup lilin aku usahain ngelarang, tapi kalo kekeuh, ya udah aku gak makan tuh kuenya.
Di rumahku sekarang juga kalau mau dirayakan dengan bersyukur biasanya kita bikin nasi tumpeng atau puding, pokoknya tanpa lilin.
2. Topi kerucut
Nah, kalau memang mau adakan pesta atau syukuran, pastikan gak gunakan topi ini, bikin topi sendiri atau bagi-bagi topi aja yang lebih bermanfaat untuk para undangan. Intinya saat mengadakan pesta atau syukuran, pastikan memberikan hal-hal yang bermanfaat untuk para tamu undangan.
3. Pesta
Rasulullah s.a.w mencontohkan kita untuk berpuaasa dan melakukan banyak amalan baik saat hari lahir kita. Jika ada rejeki berlebih, sebaiknya berikan pada orasng yang membutuhkan atau berbagi dengan anak-anak panti dan memperbanyak ibadah.
4. Ngerjain yang ulang tahun
Sering banget nih, jaman waktu SMA, sampai kuliah nih pasti ada, katanya biar kompak, tapi kalo ada orang yang merasa tersakiti menurutkuk udah gak lazim berarti. Stop yah ngerjain yang ulangtahun, gak jarang loh cerita yang berujung gak enak buat yang ulang tahun atau ujung-ujungnya yang ulang tahun di bawa ke rumah sakit. Kalau ingin kasih kejutan, kasih kado aja yang banyak, atau surat petunjuk supaya yang ulangtahun ada sedikit usaha menemukan hadiahnya, hehe.
5. Mengeluh atas bertambahnya usia. Padahal apa yang didapat oleh kita sudah selayaknya disyukuri dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
6. Meminta hadiah, pada orang-orang. Cukuplah berterimakasih atas segala ucapan dan doa (kadang ini yang terpenting) dan membalas ucapan dan do'a teman-teman dan saudara dengan perkataan baik.
Hmmm, kalau hari lahirmu gimana prosesnya dan apa yang biasa kamu lakukan di hari lahirmu?
Kalau di keluargaku biasanya sengaja kita rayakan dengan berdoa bersama, masak lebih spesial dan nonton bareng atau berbagi ke panti. Foto-foto bareng deh.
Assalammualaikum semua, sudah hari kedua di bulan Juni nih. Bulan ini masa tenggatku bayar dot com untuk setahun ke depan. Janji manisku sih, bisa setiap hari mengisi blog ini dengan segala macam hal yang berfaedah, selain menuliskan review dan beberapa job lainnya, di blogku ini. Hari ini aku mau bahas terkait hari lahir.
Ada apa dengan hari lahir? Sebenarnya banyak orang tidak memperdebatkan hari lahirnya, semuanya sepakat kalau hari lahir setiap orang itu istimewa, dari mulai perjalanan kisah cinta ayah dan ibunya sampai lahirnya seseorang di muka bumi itu pasti punya cerita dan alasan yang berbeda.
Perayaannya yang menjadi perdebatan, ada yang bilang perayannya mengikuti kaum nasrani. bahkan Om dari suamiku pernah cerita tentang sejarah topi ulang tahun berbentuk kerucut nih. Konon katanya para muslim Andalusia menggunakan topi kerucut dan jubah yang disebut Sanbenito untuk menandakan bahwa dirinya telah murtad. Tiup lilin juga menjadi salah satu hal yang bertentangan dengan ajaran islam.
Bagaimana Rasulullah s.a.w mencontohkan dalam menghargai hari lahirnya? beliau shaum dan memperbanyak amalan baik, sebagai tanda mensyukuri kelahirannya.
Hmm, Flash back lagi nih, aku anak pertama yang terlahir di tanggal 13 Januari 1984. Cerita Boendaku, beliau menungguku cukup lama 6 bulan, karena konon sesama rekan kerjanya usia pernikahan kurang dari 6 bulan sudah dikaruniai buah hati. Sempat ketar-ketir, alhamdulillah di usia pernikahan Boenda yang ke 6 bulan, aku diamanahi oleh Allah ke rahim Boendaku. BAhagia, pasti, cucu pertama dari anak pertama di keluarga Boendaku.
Aku termassuk bayi yang besar, pada saat menjelang kelahiran, Boenda di ramalkan oleh dokter HPL (Hari perkiraan Lahirnya) tanggal 8 Januari 1984. Karena heran, di tanggal itu tidak merasa mulas, maka Boenda melakukan hal-hal yang bisa merangsang kontraksi, seperti jalan bagai tentara, mencuci baju, naik turun tangga. Pokoknya pekerjaan yang lumayan berat dikerjakan terus sama Boenda, karena Boenda merasanya HPL harus sesuai, hehehe.
Begitu tanggal 13, bress, air ketuban keluar. Dokter yang biasa memeriksa Boenda lagi lari pagi tuh, tapi demi membantu melahirkan aku, dokternya balik lagi ke rumah sakit yang ada di pasar Minggu, kalo gak salah namanya Panti Rahayu, sekarang udah gak ada rumah sakitnya, berubah jadi pusat perbelanjaan.
Karena banyak air ketuban yang keluar, Boenda sudah gak sanggup ngeden, akhirnya aku di Vakum, blup.... katanya alatnya mirip yang buat sedot WC tuh, hiyah. setelah keluar dengan selamat, kepalaku kata Boenda mirip startrek, makhluk planet, lonjong, hehe. Alhamdulillah pas proses kelahiran gak terjadi apa-apa sama otakku,kalo iya aku gak bisa nulis selancar ini deh, hehe. Dan ternyata suamiku tuh sama loh proses kelahirannya, hahaha, jodoh dari lahir.
Boenda anaknya ada 5. Prosses kelahiran anak kedua biasa aja, adikku Ibrahim Dwi Sapto, tapi usianya gak lama, hanya seminggu. Beliau mengalami gagal jantung, sejak lahir katup jantungnya sudah tidak sempurna, meninggal saat aku mulai usia 2 tahun. Aku tidak mengingat detail wajahnya, hanya aku ingat, bapak menggendongnya dalam balutan kain jarit dan aku memainkan beras tempat orang-orang menaruh uang duka. Aku mengantar sampai pemakaman, seingatku aku berjalan kesana tidak digendong, aku tidak melihat Boenda. Boenda menunggu di rumah karena sedih, tidak sanggup untuk melihat sang buah hati yang dikandung selama 9 bulan meninggal dunia. Sampai sekarang Boenda belum pernah berziarah ke makam adikku di belakang Pasar Agung, karena mash sedih? entahlah aku tidak enak menanyakannya.
Adikku yang kedua Rahmawaty Afrliana, rejeki buat Boenda dan Bapak nih. Saat itu Boenda sedang berusaha masuk BPS, berniat pindah kerja dari BKPM. Semua tes sudah dilalui, waktu tes fisik, gagal deh, karena ternyata hamil adek kedua ku nih. Kehamilan ketiga Boenda agak unik nih. Waktu saatnya melahirkan, adikku ada aja ulahnya dalam perut. Dateng ke dokter karena merasa sudah mulas, ternyata baru pembukaan dua dan gak naik-naik, kata dokternya suruh tunggu seminggu lagi, dan benar adanya pembukaannya naik lama banget. Hal ini juga terjadi pada saat kelahiran anaknya adekku Ana. Satu harian nungguin pembukaan dari step satu ke step berikutnya.
Adik ketiga ku Abdurrahman Januardi, paling menyenangkan kata Boenda lahirannya, karena sudah dikasih jalan sama ketiga orang kakaknya, jadi deh dia lahir saat bidannya baru ganti pakaian, kata Boenda, adekku lahirnya paling mudah, paling cepet, gak nyusahin siapa-siapa.
Kalau adikku yang ke-4 belum sempat dilahirkan belum sempat dikasih nama, Boenda sudah keguguran.
Hmmm, pasti cerita kelahiran kamu dan saudara-saudaramu berbeda-beda nih. Sejujurnya aku lihat video ini abis nonton youtubenya Zaskia Adya Mecca panutanku. Oh No, dia hamil keliam dan gak siap, sempet mau ngegugurin dan nyalahin banget suaminya karena gak pas lihat kalendernya. TApi saat konsultasi dengan dokter Musa kesayangannya, dokternya bilang bukan Hanung yang salah, sekeras apapun berkehendak tidak menginginkan sang jabang bayi, kalau ternyata Allah berkehendak untuk membuat anak itu tetap terlahir ke dunia, pasti tetap terlahir.
Hmmm, gak bisa ngejudge Zaskia salah sih sama suaminya, setiap orang bebas kok berekspresi atau punya perasaan yang gak seperti seharusnya, apalagi di masa pandemi kaya gini. Mungkin tadinya mereka sudah berplanning untuk naik haji tahun ini tapi gagal karena pandemi, eh malah dikasih rejeki anak. Pelajarannya adalah, allah itu ngasih sesuatu itu gak mungkin kalau gak ada pelajarannya, dan manfaat di dalamnya, plus allah itu gak akan nguji hambaNya melebihi batas kemampuannya. berarti mereka berdua kan diberi kemampuan untuk punya anak lagi.
Hmmm, sementara aku sama suami mungkin belum dianggap mampu memiliki anak dari segi finansial, mental dan banyak hal, iya gak sih suka pikir gitu gak, yang belum dikasih momongan? Koreksi yah kalau aku salah.
Berawal dari situ, aku sih jadi mikir, hari lahir itu istimewa, gak salah kalau ada yang merayakannya. Yang salah adalah merayakan dengan cara yang tidak seharusnya dilakukan oleh kaum muslim, seperti:
1. Tiup lilin
Buat aku pribadi, tiup lilin itu menjijikkan, sekarang nih pas ada pandemi ini, coba pikir deh, saat seseorang yang ulang tahun meniup lilin, apa yang terjadi dengan kuenya? seperempatnya pasti kena droplet dia dong, mau gak mau. Nah, kebayang kan berapa banyak virus berkembang biak di kue itu? Kalau ada ultah di kelas ku dulu waktu masih ngajar jadi guru kelas, dan ada ortu mau tiup lilin aku usahain ngelarang, tapi kalo kekeuh, ya udah aku gak makan tuh kuenya.
Di rumahku sekarang juga kalau mau dirayakan dengan bersyukur biasanya kita bikin nasi tumpeng atau puding, pokoknya tanpa lilin.
2. Topi kerucut
Nah, kalau memang mau adakan pesta atau syukuran, pastikan gak gunakan topi ini, bikin topi sendiri atau bagi-bagi topi aja yang lebih bermanfaat untuk para undangan. Intinya saat mengadakan pesta atau syukuran, pastikan memberikan hal-hal yang bermanfaat untuk para tamu undangan.
3. Pesta
Rasulullah s.a.w mencontohkan kita untuk berpuaasa dan melakukan banyak amalan baik saat hari lahir kita. Jika ada rejeki berlebih, sebaiknya berikan pada orasng yang membutuhkan atau berbagi dengan anak-anak panti dan memperbanyak ibadah.
4. Ngerjain yang ulang tahun
Sering banget nih, jaman waktu SMA, sampai kuliah nih pasti ada, katanya biar kompak, tapi kalo ada orang yang merasa tersakiti menurutkuk udah gak lazim berarti. Stop yah ngerjain yang ulangtahun, gak jarang loh cerita yang berujung gak enak buat yang ulang tahun atau ujung-ujungnya yang ulang tahun di bawa ke rumah sakit. Kalau ingin kasih kejutan, kasih kado aja yang banyak, atau surat petunjuk supaya yang ulangtahun ada sedikit usaha menemukan hadiahnya, hehe.
5. Mengeluh atas bertambahnya usia. Padahal apa yang didapat oleh kita sudah selayaknya disyukuri dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
6. Meminta hadiah, pada orang-orang. Cukuplah berterimakasih atas segala ucapan dan doa (kadang ini yang terpenting) dan membalas ucapan dan do'a teman-teman dan saudara dengan perkataan baik.
Hmmm, kalau hari lahirmu gimana prosesnya dan apa yang biasa kamu lakukan di hari lahirmu?
Kalau di keluargaku biasanya sengaja kita rayakan dengan berdoa bersama, masak lebih spesial dan nonton bareng atau berbagi ke panti. Foto-foto bareng deh.
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke blog saya. Insyaallah saya akan berkunjung balik. Silahkan berkomentar dengan sopan, dan berbagi tips untuk sesama pembaca.