Yeay Tahun Ini Aku Gak Mudik

23 Mei 2019/in my new home

Argh, kesal bukan main sama diriku sendiri nih. Kenapa yah sulit banget untuk jadi manusia konsisten. Sekalinya mau konsisten banyak banget gangguannya. Ceritanya Aku ikutan lagi nih BPN Challenge. Challengenya Blogger Perempuan gitu, waktu itu aja bolong-bolong, sekarang lebih parah nih. Udah hari ke-18 baru mulai dong. Duh gimana gak tongpes terus tuh dompet yah, hehe curhat deh.

Lebaran tahun ini tuh beribu rasanya, sempat shock dan bingung mau apa. Akhirnya bertekad nih, kalau sudah khatam Qur'an baru deh aku ikutin ritme waktu di bandung. Iya aku pindah lagi ke Depok, alhamdulillah jadi deket sama orangtua, tetangga satu erte, hehe. Allah baik banget suamiku bpindah kerja deket sama kontrakan baru dan kontrakannya deket sama rumah Ibu dan bapakku.

Masa transisi di ramadhan bikin aku kaya manusia oleng. Disaat mulai merasa nyaman dengan rutinitasku sebagai blogger di kota bandung, suamiku memutusan pindah kerja ke Jakarta. Hua.... senang karena bisa dekat sama Ibu, bapak , adik2 dan keluarga besarku. Tapi ini berdampak pada keuangan kami yang sangat menipis bahkan minus. Linglung, ada rasa kesal menyelinap, protes kenapa gak setelah lebaran saja pindahnya, hmmm tapi kalau suamiku sudah berkeras mau bilang apa. Sempat terpikir untuk stay di Bandung hanya dia saja yang pindah ke Jakarta. Seperti anak yang tertukar, dia tinggal bersaa keluargaku sementara aku tinggal dengan mamanya dan terus mengikuti banyak kegiatan seputar perbloggeran. Suer, Bandung banyak sekali eventnya, dan udah banyak kenal sama blogger bandung yang menyenangkan dan kreatif.Merasa gak rela untuk meninggalkan lingkungan dan teman-teman baru, ditambah tetangga yang menyenangkan dilingkungan perumahan tempatu mengontrak.

Sumpah, kesal luar biasa dan mau protes, beruntung adik terkecilku membuat aku berjalan ditracknya.

"Mba, lo bayangin senengnya aja, pas lo pindah ke Depok, kan bisa kumpul lagi sama kita, deketan, kalo lo bete tinggal main ke rumah Ibu, ada acara keluarga gak perlu keluar ongkos banyak."

Suamiku dan aku sebenarnya memang asli orang Depok, tapi karena beliau sekolah dan kerja di Bandung, jadilah kami merantau kesana. Cukup 3 tahun stay di Bandung,berasa kuliah, hhehe. Tiga tahun yang sangat mengesankan, sempat bikin Event Organizer, bergabung dengan komunitas blogger, Vlogger dan fotografi serta aktif di Rumah Kreatif bandung dan menjadi fasilitator di Google. Ahahahah suer sok sibuk banget yah.

Menjejakkan kaki di Depok sibuknya beda nih, bantuin Ibu seputar pekerjaan rumah tangga. Kalau di bandung memegang gadget mah mertua gak peduli, hahah, karena dia juga hobi main games, tapi kalau di Depok, wah... kelamaan pegang ponsel it bisa dimarahin sejam. makanya sekarang aku menulis menggunakan laptop biar disangka kerja, padahal untuk menulis apapun dan mengerjakan job di media sosial ponsel tuh the best ya gak?

Pada dasarnya aku tipikal orang yang gak bisa berpangku tangan menadah minta uang dari paksu, tapi paksu secara halus melarang ku kerja kantoran selain jadi guru atau penyiar. Waktu di Bandung setiap melamar menjadi guru, gaji yang ditawarkan tidak sebanding dengan lelah yang dirasa, singkat cerita aku masukin lamaran ke sekolah yang memang kualifikasi gajinya rendah, hehe dan gak menghargai pengalamanku 9 tahun mengajar di sekolah swasta di jakarta yang gajinya sudah 3 ke atas. Bantet deh jadi guru, alias sempat masuk jadi pegawai di salah satu sekolah islam menjadi shadow teacher selama sebulan dengan gaji 800 ribu.

Haahahha, suamiku protes karena setiap hari pulang pasti aku marah-marah. Jadi katanya, mending aku keluar aja deh seriusin fotografi dan blognya, hehehe. Dengan senang hati, jadi aku jadi ibu rumah tangga KW5, welwh banyak amat yak. Iya aku nyyuci baju sama setrika laundry. Jadi praktis kewajibanku adalah membersihkan rumah dan masak, itupun sekali sehari saja saat sarapan, sebab siang atau malam kadang dia sudah makan diluar, sangat ringan. Sementara mertuaku walaupun sedang sakit kanker tapi menolak masakanku jadi kami sepakat memberi mentahnya saja.

Jadi penyiar giliran baru mau daftar di Mom and Kids radio 99,2 FM eh udah keburu pindah ke Depok. Aku sebenarnya tipe orang setengah melow. menurutku pamitan itu wajib, karena aku ikut banyak pengajian dan komunitas, tapi menurutu suamiku buat apa, sepenting apa kamu, ditambah keuangannya sedang sangat menipis. Jadi aja deh aku sadar diri, seperti pergi mengendap diam-diam di sebuah pertemuan dengan perasaan bersalah, hanya pamit pada beberapa orang tanpa kata-kata resmi permitaan maaf atau hadiah kenang-kenangan, bukan tipeku sekali.

Saat dengar kabar suamiku akan pindah ke Jakarta kerjanya kedua orangtuaku bergerilya untuk mencarikan rumah kontrakan di komplek tempat mereka tinggal. dapet, alhamdulillah cuma beda satu gang. I'm so very happy walaupun terlalu cepat dan gak tahu gimana cara bayarnya, sementara kontrakan di bandung masih ada sisa sampai bulan Desember. Pusing pala berbie. Tapi Allah pasti kasih jalan keluar nih. Tambah-tambah suamiku protes panas mulu lagi. Memang sih beda banget cuaca Bandung dan Depok, tapi kan jadi gak enak sama orangtuaku ya, sudah dicarikan masih aja ngeluh panas,dll.

Berjalannya waktu aku yang nyebelin, karena foto pemilik rumah lama dan kursi rodanya beserta beberapa album masih ada, aku menolak tidur di rumah kontrakan baru, takut. Suamiku berani ternyata tidur disana, dan mengomeliku karena dianggap tidak menghargai bapak sama ibu yang sudah mencarikan kontrakan.

Akhir pekan anak yang punya rumah ambil semua sisa barang yang ada. Ada beberapa barang yang dipinjamkan ke kita. Sofa, kasur dan lemari serta perlengkapan makan. Pemiliknya suda meninggal dunia. Tadinya pemiliknya adalah Suami istri beranak satu (Pak Iwan dan Bu Iwan). Setelah anaknya menikah Bu Iwan yang memiliki sakit ginjal komplikasi meinggal tahun 2017. Bapaknya menyusul di tahun 2018karena stroke. Rumahnya kosong, sempat tinggal sebentar anaknya, tapi mantunya gak betah karena merasa iseng sendirian. Anaknya Andre hanya mampir untuk menyaakan lampu dan menyapu setelah itu pulang ke Citayam.  Beruntunglah tetangga depan rumahnya kenal sama Bapakku dan menanyakan pada Andre soal rumah ini. Andre setuju mengontrakkan untuk kami. Sebenarnya rumahnya cozy,lumayan lengkap lah buat pengantin yang baru 3 tahun menikah macam aku dan suami, hahahaha biar baru terus jadi kami mengklaim penganten baru.

Namanya rumah gak ditempatin setahun, pasti aja ada banyak hal yang ghaib gak kasat mata yah. Jujur deh, awal dateng dan lihat rumahnya ada perasaan gimana gitu, seeprti takut, merinding gak jelas gitu deh. Tapi aku beranikan mengaji keliling rumah ini, bentuk rumahnya Letter U, dapurnya menyerupai lorong.Setelah mengaji keliling rumah, ualala, jam dinding pecah berantakan. Merinding dong ya, besoknya waktu suamiku perggi kerja aku beraniin lagi ngaji di rumah ini, kali ini kursinya kaya ada yang dudukin, bantal duduknya bergerak loncer kebelakang, padahal ngajinya cuma di satu tempat aja di kamar utama.

Alhamdulillah adikku datang di akhir pekasn bersama Ojil anaknya, kebetulan rumah Ibu dan Bapak sedang di renovasi, anak bayi ini di bawa kerumah. Rame rumah berasa hangat dan sedikit demi sedikit ketakuatanku menipis.

"Bacain Al-Baqarah sampe habis mba, terus tiap pojokan lo bacain ayat kursi sambil lempar garam atau air gitu, ada di youtubenya Ustadz Abdul Somad." Wah bener juga nih,adikku jadi religius gini. Susah banget tapi nyuruh suamiku baca ALbaqarah sampai selesai, ada aja alasannya, capeklah, aku yang dirumahlah. Niatnya aku aja deh, tapi alhamdulillah Ibuku,Ibu periku yang baik hati melakukannya untukku. Sekarang saat aku menuliskan tulisan ini, beliau sedang mengaji di kamar belakang (kamar untuk mertuaku yang aku berharapnya untuk anak-anakku kelak saja,atau jadi ruang kerja, hehehe, pengen ngerasain tinggal berdua aja sama suami gitu eh maksudnya sama anak2 keturunan kita kelak, tanpa mertua,mau tinggal terpisah gitu, kan di Bandung udah 3 tahun, ahiy).

Setelah beliau selesai baca, saatnya kita tabur garam dengan baca ayat kursi. Kalau mama mertua,Bapak dan suamiku percaya kalau dituliskan ayat kursi ditempel di dindingnya maka makhluk halus gak berani masuk. Agak menggelikan sih buatku, karena seharusnya yang punya rumah yang sering-sering baca qur'an untuk perlindungan diri dan melindungi serta meramaikan rumah dengan bacaan qur'an.

Mertuaku beserta barang-barangku dan suami masih ada di Bandung nih, entah deh maunya suamiku bagaimana. Maunya sih H+3 Lebaran baru ke Bandung, atau gak usah sekalian yah, hihi, mantu durhaka, tapi beneran loh malesy. Bayangin perjalannnya yang naik motor hampir 6 jam, kalau pas datang di sambut gitu senang yah, tapi biasanya sih diketusin, hahaha, tiga tahun bersama sulit rasanya mengambil hati beliau. Kayaknya dia masih ngerasa anak lelakinya direbut sama aku, huhu.Jadi melow gini yah, kadang suka ngiri gitu kalau lihat teman-teman perempuanku dapet hadiah dari mertuanya, aku mah diajak ngomong dengan gaya bahasa yang menyenangkan aja udah seneng.  Gimana lagi yak, anaknya dia suamiku, huhu.

Udah deh melownya yah. Mudik nya aku dulu ke Depok, bisa hari kedua setelah lebaran atau sebelum lebaran. Kita punya tradisi, foto bersama waktu lebaran tiba. Ada tradisi sungkeman juga. tahun kemarin kita munggahan gitu, tapi tahun ini hmmmm, semuanya kacau, jadi gak ada munggahan, waktunya pada gak pas, semoga lebaran kali ini bisa melaksanankan tradisi sungkeman dan foto bersama seragaman gitu, sudah dibelikan bajunya sama adik bontotku, duh baik sekali, semoga apa yang dia doakan dikabulkan oleh Allah SWT. Amiin. Mengatur waktu saat sudah pada menikah itu sulit. Adikku suaminya tugas di hari pertama, suamiku mudah-mudahan mau dibujuk mudik H+3 Amiin.

Mudik itu tradisinya orang Indonesai, di luar negeri gak ada tradisi ini, mungkin karena biayanya lebih mahal daripada biaya antar daerah di Indonesia, dan memang tidak dibiasakan ya. Pulang ke rumah orangtua setelah merantau dengan membawa banyak buah tangan itu sangat menyenangkan, biasanya sih dari Kota menyebar ke daerah-daerah dan pulangnya pada bawa orang untuk dipekerjakan dalam usahanya atau sebagai pembantu rumah tangga, sudah lumrah tuh di Indonesia.

Indonesia memang unik guys, kerja mati-matian supaya bisa nikmatin mudik, berbakti kan ya? Semakin banyak oleh-oleh yang dibawa menandakan strata ekonomi orang yang merantau ini sudah meningkat dan layak dibilang jadi orang sukses, padahal mungkin di Jakarta atau kota besar lainnya dia hanya menjadi pegawai biasa yang tidak ada jabatan apapun dalam struktur organisasi kantor :D.

Mudik juga biasanya dilakukan untuk melepas penat setelah semua kesibukan di Ibukota (yang mau dipindah,hehe). Bawa uang banyak wajib buat bagi-bagi rejeki saat lebaran. Ajang kaya gini biasanya di pakai untuk silaturahmi dengan banyak keluarga yang jarang bertemu. Bersenda gurau, saling bertukar informasi, menyenangkan. Waktu yang singkat membuat semua orang mempersiapkan waktu singkat tersebut untuk maksimal bersilaturahmi.

Ada yang paling krusial saat mudik nih, sebelum datang Ramadhan menabung adalah perlu, apalagi yang kampung halamannnya bisa ditempuh hanya menggunakan pesawat.  Tiket pesawat sekarang mahal bukan main. Walaupun ada peraturan pemerintah menurunkan harga tiket pesawat, tapi tetap saja banyak makapai yang memberikan tiket dengan harga selangit.

Jika ingin menggunakan kendaraan pribadi, perhatikan kesehatan dan tahu batas diri yah, kalau sudah mengantuk sebaiknya menepi sehingga tidak terjadi kecelakaan.


Kamu mudik ga?

#18thRamadhanChallenge


Komentar