29 April 2019/7.26
Dari judul pasti udah pada bisa nebak ya, bakalan nulis apa nih, hehe. Bulan April itu buat ku bulan nano2. Khususnya 2019, sepertinya mau curhat dulu ya, sebelum pecah kepala. Bulan April itu sebenarnya bulan bahagia, karena hampir semua anggota keluargaku berulangtahun di bulan April suamiku juga masuk dalam rangkaian ulang tahun di bulan April, dan Pemilu (Pemilihan Umum) mengacaukannya. Biasanya kita pulang dan syukuran bersama di Depok, ini harus merelakan stay di Bandung untuk nyoblos. Nyoblos juga fifty2, sebab nama kita tidak ada di DPT (Daftar Pemilih Tetap) padahal alamat KTP sudah jelas. Dengan perasaan was-was karena sudah menunggu sampai hari H dan gak bisa syukuran bersama di Depok, timbul pikiran untuk marah kalau sampai tidak bisa mencoblos.
Tiga kali kami datang ke TPS (Tempat Pemilihan Suara). Pagi jam 7, karena kami berharap DPK (Daftar Pemilih Khusus) bisa daftar dulu. Ternyata kita disuruh bersabar sampai jam 12.00 WIB. Kadung sudah dilokasi kami melihat beberapa calon legislatif yang ada.
Kali ke dua kami datang belum sampai ke TPS bertemu tetangga yang mengalami hal serupa. Alamat KTP sudah sesuai, tapi tidak dapat DPT. Anak dan istrinya dapat, padahal masih satu KK (Kartu Keluarga) aneh banget kan.
Banyak kejadian gak masuk diakal dalam Pemilu kali ini ada yang kasusnya sama seperti aku, ada yang sudah seperti itu di luar negeri tapi gak bisa nyoblos. Bahkan ada kartu suara yang sudah dicoblos sebelumnya. Demokrasi macam apa ini Indonesiaku?
Di tempat tinggalku 02 menang. Di tempat lain entah lah. Tapi tidak berapa lama Quick Count yang disanjung para penikmat politik lewat televisi menampilkan kecurangan data. Awalnya perolehan suara Paslon (Pasangan Calon) Presiden 02 unggul tapi perolehan dibawahnya terbalik. Secara tiba2, stasiun televisi yang dinyatakan berpihak pada petahana, merubah kemenangan Quick Count. Weird but it's happen in Indonesia (Money Talk)? Entahlah.
Belum selesai sampai disitu Paslon 02 sudah mengumumkan jika mereka adalah pemenangnya. Dukungan dari ulama dan kaum muslim sudah direngkuh. Tapi Quick Count berkata lain. Mulai ditemukan satu persatu kecurangan. Bahkan rakyat sekarang lebih siaga dalam mengecek perolehan angka sampai ke KPU (Komisi Pemilihan Umum).
Sempat beredar berita bahwa beberapa lembaga Quick count di ajak makan siang bersama di istana negara, hayo kira2 ngomongin apa ya?
Semoga sih obrolan mereka positif dan tidak mengarah ke politik adu domba. Dari tiap paslon punya tim dengan nama berbeda. Ada TKN (Tim Kampanye Nasional) dari Paslon 01,ada BPN (Badan Pemenangan Nasional) dari paslon 02.
Keduanya bersikeras mengatakan bahwa paslonnya menang dan punya banyak bukti. Ricuh. Banyak artikel yang menyatakan ini dan itu. Kenapa masih heboh ya, kan ada pasal yang mengatur, kenapa jadi kaya benang kusut ikuti saja peraturannya. Kawal terus sampai tanggal 22 Mei 2019. Sudah jelas kan pasalnya
Dari judul pasti udah pada bisa nebak ya, bakalan nulis apa nih, hehe. Bulan April itu buat ku bulan nano2. Khususnya 2019, sepertinya mau curhat dulu ya, sebelum pecah kepala. Bulan April itu sebenarnya bulan bahagia, karena hampir semua anggota keluargaku berulangtahun di bulan April suamiku juga masuk dalam rangkaian ulang tahun di bulan April, dan Pemilu (Pemilihan Umum) mengacaukannya. Biasanya kita pulang dan syukuran bersama di Depok, ini harus merelakan stay di Bandung untuk nyoblos. Nyoblos juga fifty2, sebab nama kita tidak ada di DPT (Daftar Pemilih Tetap) padahal alamat KTP sudah jelas. Dengan perasaan was-was karena sudah menunggu sampai hari H dan gak bisa syukuran bersama di Depok, timbul pikiran untuk marah kalau sampai tidak bisa mencoblos.
Tiga kali kami datang ke TPS (Tempat Pemilihan Suara). Pagi jam 7, karena kami berharap DPK (Daftar Pemilih Khusus) bisa daftar dulu. Ternyata kita disuruh bersabar sampai jam 12.00 WIB. Kadung sudah dilokasi kami melihat beberapa calon legislatif yang ada.
Kali ke dua kami datang belum sampai ke TPS bertemu tetangga yang mengalami hal serupa. Alamat KTP sudah sesuai, tapi tidak dapat DPT. Anak dan istrinya dapat, padahal masih satu KK (Kartu Keluarga) aneh banget kan.
Banyak kejadian gak masuk diakal dalam Pemilu kali ini ada yang kasusnya sama seperti aku, ada yang sudah seperti itu di luar negeri tapi gak bisa nyoblos. Bahkan ada kartu suara yang sudah dicoblos sebelumnya. Demokrasi macam apa ini Indonesiaku?
Di tempat tinggalku 02 menang. Di tempat lain entah lah. Tapi tidak berapa lama Quick Count yang disanjung para penikmat politik lewat televisi menampilkan kecurangan data. Awalnya perolehan suara Paslon (Pasangan Calon) Presiden 02 unggul tapi perolehan dibawahnya terbalik. Secara tiba2, stasiun televisi yang dinyatakan berpihak pada petahana, merubah kemenangan Quick Count. Weird but it's happen in Indonesia (Money Talk)? Entahlah.
Belum selesai sampai disitu Paslon 02 sudah mengumumkan jika mereka adalah pemenangnya. Dukungan dari ulama dan kaum muslim sudah direngkuh. Tapi Quick Count berkata lain. Mulai ditemukan satu persatu kecurangan. Bahkan rakyat sekarang lebih siaga dalam mengecek perolehan angka sampai ke KPU (Komisi Pemilihan Umum).
Sempat beredar berita bahwa beberapa lembaga Quick count di ajak makan siang bersama di istana negara, hayo kira2 ngomongin apa ya?
Semoga sih obrolan mereka positif dan tidak mengarah ke politik adu domba. Dari tiap paslon punya tim dengan nama berbeda. Ada TKN (Tim Kampanye Nasional) dari Paslon 01,ada BPN (Badan Pemenangan Nasional) dari paslon 02.
Keduanya bersikeras mengatakan bahwa paslonnya menang dan punya banyak bukti. Ricuh. Banyak artikel yang menyatakan ini dan itu. Kenapa masih heboh ya, kan ada pasal yang mengatur, kenapa jadi kaya benang kusut ikuti saja peraturannya. Kawal terus sampai tanggal 22 Mei 2019. Sudah jelas kan pasalnya
Wah kan sudah ada aturannya. Don't worry dikawal saja.
Hmm, tapi ngerasa gak sih kalian kalo kita tuh udah gak Jurdil (Jujur Adil) Luber (Langsung Umum Bebas Rahasia) lagi. Aku juga ngerasa gitu soalnya. Dulu kalo ditanya kamu pilih siapa, rahasia atuh. Sekarang mah, langsung jawab dan sebelum nyoblos malahan ada adu argumen di sosial media, jaman now. Aku juga termasuk sudah tidak jurdil luber euy🤦♀️.
Iya kan? Huhu... udah kebawa jadi milenial nih. Tapi yang bikin aku shock lagi saat nonton youtube filmnya buatan Watchdoc Sexy Killer.
Hmmm.... semua paslon gak ada yang serius sama lingkungan Indonesia. Semua punya keterkaitan dan kepentingan untuk para elite politik. Sedih? Iya, tapi tetap harus ada yang dipilih suka gak suka.
Sekarang kita mulai dari diri sendiri deh ya untuk menjaga lingkungan. Di film itu banyak penggalian tambang di Kalimantan Timur untuk pengambilan batubara yang gak diuruk lagi tanahnya, sehingga menimbulkan kubangan besar yang memakan korban jiwa. Tapi lagi2 pemerintah daerah setempat berdalih kalau itu masalah nasib🤦♀️. Simalakama. Indonesia khususnya kepulauan yang padat industri memerlukan banyak listrik, terutama pulau Jawa. Untuk itu bahan termurah menghasilkan listrik adalah batubara, menggunakan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Kapal tongkang pengangkut batubara melewati kawasan taman nasional, mana suara menteri kelautan yang bilang tenggelamkan kapal batubara karena merusak terumbu karang. Terumbu karang rusak karena kapal tongkang sering berhenti jika ada masalah mesin. Menyebabkan terumbu karang patah. Padahal untuk tumbuh 1 cm mereka butuh waktu satu tahun🤦♀️.
Belum lagi pengaruh udara yang disebabkan oleh PLTU. Banyak warga yang mengalami gangguan kesehatan tapi tak bisa apa2 protes sama dengan dipenjarakan. Banyak PLTU bukan hanya milik warga Indonesia tapi juga milik asing. Wah sudah morat marit peraturannya. Kesehatan pun tak di perhatikan.
Semoga siapapun presidennya bisa menanggulangi masalah lingkungan yang bak lingkaran setan ini.
Bisa dibilang, pemilu sekarang gak sekeren Pemilu dulu. Soalnya Hoax dan debat lebih besar daripada pendidikan politik. Tentang Sexy Killer rame banget ya teh...sebagai konsumen energi jadinya harus belajar hemat energi. Wallahu'alam kalau tentang pejabat2/paslon yang terlibat. Soalnya percaya sama hukum kausalitas ����
BalasHapusBener Banget teh, aku speechless nontonnya. Untung udah milih, dari awal pengen golput, tapi kok feeling guilty gitu. Nah bener banget, jangan jadi vampir listrik. Hmm, jadi ini akan pada masanya rakyat berjuang untuk dirinya sendiri yah. Kaya cerita Nibiru bukunya Tasaro GK, hehe. belum tamat sih bacanya tapi kurang lebih Indonesai megarah kesana.
HapusPas nonton sexy killer emang bikin kita ilfeel ke semua pihak ya teh. Tapi dilihat dari sisi lain Kita harus bijak menggunakan listrik yaa.. :)
BalasHapusBetul, mulai dari diri sendiri. Lebih tepatnya peduli sama lingkungan, penting banget, bumi makin tua, makin panas, polusi makin banyak, owh.... gimana generasi kedepannya, langsung inget lagunya Raisa :).
HapusSumpah ya pemilu skrg terrr DRAMA!!! Aku mah sami'na wa'atona aja siapapun yg menang semoga amanah hehhe
BalasHapusAmiin, ya reh drama di segala sisi, rakyat lagi yang menderitah, huhu.
HapusPemilu sekarang tuh kaya banyak dramanya udah gitu kaya pada ga mau ngalah aku juga bingung saling menjatuhkan
BalasHapusIya, padahal hutang negara Indonesia termasuk 10 besar terbesar didunia. Duh mau jauh dari riba tapi tinggal di negara berhutang, gimana ini? pindah aja gitu ke malaysia, atau Singapura? Hahahahaha.
HapusMasih berharap Jurdil untuk Pemilu sekarang apalagi byk memakan korban petugas sampai ratusan orang...nyawa mereka jangan sampai sia2...kawal terus...Aku mah 90% Luber krn cuma bbrp orang keluarga aj yg tau pilihanku...ahhaha...masing2 kubu ada plus minus...tapi kita hrs memilih...no golput...moga siapapun yg terpilih adalah hasil jurdil dan bisa menjadi pemimpin yg amanah mengemban tugas
BalasHapusAmiin semoga nyawa mereka gak tersia-sia yah demi negara Indonesia. Amiin. Aku berubah pikiran di detik2 akhir setelah nonton debat terakhir, hahahaha, udah boleh cerita belum nih? Udah lewat kan yah? atau masih LUBER sampai tanggal 22 Mei?
Hapusaku ga ngikutin soal politik dan quick count nih, tapi ku nonton sexy killer juga teh hihihi
BalasHapusJangan Demia, capek, hahahahahaha. Iya beneran parah kan. YUk ah jaga lingkungan, suerr aku yang tadinya cuek jadi pedului nih.
HapusSemua ada happeningnya dan ada dramanya jadi semua sepertinya alamiah saja. Alhamdulillah sehat semua yaa. Keren ikh bisa nulis ini. Bunda ndak sempet muluu
BalasHapusBunda kan udah punya yang spesifik bahas pertambangan, hehehe. Nisa mah gitu kalo ngena dihati, langsung aja gak pake mikir nulisnya, hihiihi.
HapusIntinya sih menurut ume, siapa pun yg menang atau kalah berartikan udh jalan yg di tentukan oleh yg di Atas. Apapun itu caranya mau secara adil atau pun curang. Kun Fayakun. Gitu kan? Heheee
BalasHapusAllah maha tahu yang terbaik pokoknya mah di balik semua drama politik yg terjadi.
Iya adik Marshanda, bijak sekali. Mari terus berdoa untuk kebaikan negeri subur loh jenawi ini yah.
Hapus