Silaturahmi

22 Juni 2018 di kamar Ndoet / 20.55

Assalammualaikum kamu, ya kamu yang baca postinganku pertama kali. Siapa pun kamu, terimakasih sudah berkunjung ke blog baruku.Setelah memutuskan untuk menjadikan blog ini berbayar, setelah resmi memiliki domain dot com di tanggal 1 Juni 2018, baru kali ini ada kesempatan untuk mengisi, walaupun belum sreg dengan templatenya, karena akhirnya sepertinya akn butuh bantuan suami, hehehe.

Sebenarnya sudh berniat di bikinkan oleh suami, tapi karena beliaunya sedang sangat sibuk dan gak cocok sama harganya, jadi inisiatif bikin sendiri di qwords. Nah, pas mau desain template yang di mau, kayaknya belum berhasil tapi tangan udah gatel mau ngisi nih, mumpung masih suasana lebaran.

Lebaran alias Idul Fitri identik dengan apa hayo?
Yup, ketupat, rendang, sayur godog, sambel goreng ati, hehehe jadi ngiler ya, tapi lebaran H+7 menunya biasanya sudah kembali ke menu sehari-hari. Tapi aku gak bakalan bahas tentang menu yang melegenda ini di Indonesia selama lebaran. Aku lagi tertarik banget bahas silaturahmi.

Apa sih silaturahmi itu?
Ada yang berpendapat kalau silaturahmi itu adalah saling mengunjungi antar sesama muslim. Jadi jika saling mengunjungi atau mempererat hubungan dengan sesama muslim maka dikatakan silaturahmi. Ada pendapat lainnya yaitu, disebut silaturahmi jika kita mengunjungi keluarga, sedangkan teman sesama muslim, disebutnya ukhuwah.

Yang disebut dengan keluarga siapa sajakah?
Saudara kandung, paman dan bibi dari Ayah dan Ibu kita beserta anak-anaknya, kemudian keluarga dari suami, paman dan bibi dari ayah dan ibu suami serta anak-anaknya. Nah disitu serunya yah dalam pernikahan kita menambah saudara.

Yang sedihnya jika ada sudara yang sedang berkonflik, seharusnya di Lebaran ini menjadi ajang silaturahmi, malah kebalikanya, ada pelarangan mengunjungi salah satu sanak famili karena ada konflik. Padahal jelas dikatakan dalam Alqur'an Surat Ar-Rad ayat 52.

Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam)”. cek keterangan lebih lengkapnya di sini.

Naudzubillahimindzalik ya. Alhamdulillah, kedua orangtuaku sangat menjaga tradisi silaturahmi ini. Setiap dua bulan sekali kami mengadakan acara keluarga. Kadang jadi agak boros karena bulannya bersamaan, api jika ikhlas insyaallah pahalanya berlimpah. Amiin.

Karena Boendaku anak pertama, jadi setiap lebaran pasti semua adiknya Boenda berkumpul di rumah, Open House kita, menunya yup, seperti yang sudah dibahas di atas tadi, bahkan Boenda bikin rendang sampai 7 kg lebaran kali ini, hihi gegara bikin rendang sebelum lebaran, jadi deh diabisin sama anak mantunya yang pada doyan rendang. Tipsnya adalah buatlah rendang sehari sebelum lebaran atau sehari sebelum acara. Berhubung Bapak hari pertama lebaran ke Jawa karena ada acara silaturahmi buyut dari Bapaknya Bapak, acara kumpul di hari pertama Lebaran diundur jadi H+4 lebaran.

Seru banget loh silaturahmi, awalnya mah waktu masih SD gitu, males banget sih pengen di rumah aja tapi harus pergi ke rumah saudara, tapi ternyata pas udah nikah baru ngeh, selain itu sunah ada banyak manfaat dalam silaturahmi.

Gaya acara keluarga Bapak sama Boenda emang beda sih, tapi semuanya penuh makna, karena kapan lagi bisa kumpul sama keluarga, biasanya kadang bertegur sapa dalam ponsel pun gak.

Di Acara keluarga Bapak, gak ada tasiyahnya, lebih santai, yang penting ngumpul, setelah makan, kocok arisan, doa bersama, kalau ada yang mau kasih kabar penting disitu saatnya, setelah itu siapa yang mau pulang dipersilahkan, mau stay di rumah yang mengadakan acara boleh, mau bantu beresin yang bikin acara juga boleh, bebas.

Sebenarnya hampir sama  keluarga Boenda, hanya saja pembagian rumah yang ketempatan berbeda, kalau keluarga Bapak, dikocok dari awal, gak ada kaitannya dengan arisan. Keluarga Boenda dikocok dari awal dan yang ketempatan yang dapet arisan. Selain itu kami selalu bertukar kabar tentang keadaan di keluarga kami masing-masing. Diakhiri dengan tausiyah dari tuan rumah atau beberapa om yang dianggap berkompeten. Yang sudah menikah kebagian ketempatan, yang belum nikah ya di rumahnya orangtuanya, hehehe.

Sayangnya tradisi suamiku belum begitu, ada sih dirumah kakaknya mamer, tapi lagi sedikit slek jadi deh, aku dilarang main ke rumahnya, huhuhu, sedih loh sebenernya, tapi doain aja yah, dibukakan pintu hatinya mamer dan suamiku supaya bisa menjalin tali silaturahmi lagi, jadi kelak kalau aku punya anak, kenal sama saudara- saudara dari ummi dan abinya, amiin.

Ini beberapa keseruan lebaran kami, eh iya nih saking menjaga tali silaturahmi nih, Bapak sama Boenda di hari ke dua atau setelah kumpul bareng adek-adek Boenda, pasti datengin besannya mbah Putri sama Mbah KAkung Pomad. Ya Allah, semoga aku dan suamiku bisa seperti mereka atau lebih baik lagi. Amiin ya robbal'alamiin.
Kurang jelas ya, dari yang kelihatan mukanya aja nih. Bude Tari, Mba Peni, Lik Manto, Mas Iskak.

Dari Ka-ki Lik Hanan dan istrinya Lik Hambar, Bapak sama Boenda, Om Heri dan isrinya Lik Yati, Om Sulam dan istrinya Lik Epi. 
Dari Ka-ki Adikku Abdurrahman Januardi, Pengasuh dan Khadimat setia dari dek Ardi usia 3 tahun Bu Asih (sering diledekin pasangan dek Ardi karena belum nikah dia, hihihi), Afip suaminya Ana, Ana, BApak, Boenda, Aku dan Mas Erick suamiku (lagi abis berdebat masalah silaturahmi, hehehe, semoga makin bertambah usia pernikahan kami makin sepaham arti silaturahmi. Amiin).


Ini baru segelintir dari keluarga Boenda ada 3 keluarga yang gak dateng nih. 3 keluarganya sudah beranak cucu. Ada satu dan lain hal, ada yang istri atau suaminya sudah meninggal ada yang karena gak balik ke Jakarta masih di kampungnya. Ada juga yang sudah datang lebih dulu.
Dari Ka-ki : Asiyah, Lik Epi, Boenda, Om Lili, Hawari dan Adikku 
Omku itu Lili Nur Aulia penulis sekaligus penterjemah, tanteku Lik Epi pembuat roti  buaya. Kedua sepupuku Hawari dan Asiyah anak dari Lik Gunar, adiknya Boenda yang sudah meninggal. Alhamdulillah masih menyambung tali silaturahmi. Ada satu lagi tanteku yang namana mirip namanya Lili Herawati, tapi setelah omku  Darmawan Mustofa meninggal dunia, memang agak jarang sih, tapi Boenda masih sering berkabar telepon. Satu lagi keluarga Lik Binti adik ibu nomer dua, sudah meninggal dunia, tapi alhamdulillah anak-ana, suami dan istrinya masih sering berkunjung ke rumah, kebetulan mereka bikin acara sendiri lebaran tahun ini, jadi bersilaturahmi lewat video call, sedih sih gak bisa kumpul, tapi setiap orang punya pilihan yang harus di hormati yah. Setiap keluarga juga punya prinsip masing-masing.

Kalau ini sepupunya Boeda, kami memanggilnya Pakde Purnomo. Istrinya yang bersaudara dengan mbah Kakung Pomad, sekarang sudah meninggal dan ada istri lagi, tapi alhamdulillah masih menyambung tali silaturahmi.Insyaallah jadi rejeki dunia dan ahirat. Amiin.
Paling depan yang duduk Pakde Pur sama Istrinya. Yang berdiri dari ka-ki Lik Yati, Lik Epi, Om Samsul, Boenda, Aku, suamiku, Bapak yang fotoin Om Heri.
Kami juga berkunjung ke rumah mertuanya tanteku Lik Epi, Ibu dan Bapaknya om Samsul.Disana kami dapat tausiyah dari kakaknya om Samsul  tentang bagaimana orang islam dapat sukses menjalani hidupnya, dengan Sabar dan Sholat yang Khusyu. Ada dalam QS:2 ayat 45-46. Dan bagaimana keterpurukan, masalah kita akan diselesaikan oleh Allah jika kita melakukan banyak kebaikan. QS: Al_Furqon:70. Mertua Om Samsul, hebat loh, sudah usia 70-80 tahunan tapi masih bikin kue. Berat badannya 32 tahun tapi insyaallah sehat selalu. KAkak kandungnya sempat mau dijodohkan dengan ibu mertuaku, eh gak jadi, dasar sudah jodoh dalam persaudaraan maka kami yang menikah, hehehe.Sayang fotonya ada tapi belum bisa di upload disini.

Berhubung aku tinggal bareng suami dan mertua di Bandung, ini foto yang diambil after shalat Ied.

Dari Keluarga suamiku dan keluarga suami adekku belum seseru  silaturahminya keluarga Boenda sama Bapak. Doakan tahun depan ada acara rutin dan bisa silaturahmi semua keluarga ya. Amiin ya robbal'alamiin.

Saatnya sekarang menjaga ukhuwah ke teman-teman setelah silaturahmi ke rumah saudara :).

Kalau silaturahmi kamu gimana?
Ada yang pernah mengalami konflik dilarang silaturahmi ke salah satu keluarga oleh suami atau keluarga inti kamu, punya solusinya, bisa nih di share di comment ya. See You When I see you readers.



Komentar